Dewi Yuliani : Rabu, 16 Maret 2022 18:25
Ilustrasi

MAKASSAR, BUKAMATA - Dugaan pelecehan seksual yang menimpa bayi perempuan dari Kabupaten Jeneponto, AI (15 bulan), mengundang keprihatinan banyak pihak. AI saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Pendidikan Unhas, setelah melewati operasi rekonstruksi saluran kencing dan jalan lahir oleh dokter bedah anak dan dokter spesialis obgyn.

Redaksi bukamatanews.id, merangkum fakta-fakta memilukan terkait peristiwa yang menimpa bayi AI.

1. Korban Perpisahan Orangtua

Kedua orangtua AI telah berpisah sejak empat bulan lalu, meskipun belum bercerai secara resmi di pengadilan. Sang Ibu, meninggalkan AI sejak berusia sembilan bulan. Ia kemudian dirawat oleh Sang Ayah, dan tinggal bersama nenek dan kakek tirinya, beserta saudara-saudara ayahnya yang lain. Tidak ada yang tau dimana keberadaan ibu AI saat ini.

2. AI Kekurangan Gizi

Tinggal bersama Sang Ayah yang belum memiliki pekerjaan tetap, AI ternyata menderita kekurangan gizi dan pernah mengalami gejala obesitas. Karena Ayah AI tidak memiliki uang untuk membeli susu formula khusus bayi, AI hanya mengkonsumsi susu kental manis yang biasa digunakan sebagai toping makanan atau minuman.

3. Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual

AI diduga menjadi korban pelecehan seksual sehingga mengalami pendarahan hebat, pada hari Sabtu, 12 Maret 2020 lalu. AI kemudian dibawa ke RSUD Jeneponto untuk mendapatkan perawatan. Namun, dokter merujuk AI ke RSP Unhas, akibat luka yang diderita cukup parah. Bayi AI mengalami luka sobek di vagina hingga anus. Di RSP Unhas, AI menjalani operasi selama kurang lebih empat jam, serta transfusi darah.

4. Keluarga Sebut Bayi AI Terjatuh

Saat bayi AI dibawa ke RSUD Jeneponto, pihak keluarga, khususnya Sang Nenek, berusaha menyembunyikan kasus yang menimpa bayi AI. Ia menyebut bayi AI terjatuh hingga mengalami luka sobek di vagina. Diduga, Sang Nenek sengaja melakukan hal itu, untuk melindungi terduga pelaku, yang merupakan suaminya. Ia juga sempat meminta kepada pihak rumah sakit agar bayi AI tidak perlu dirawat, dan memilih membawanya pulang. Ia bahkan meminta anaknya, ayah dan tante AI, agar tidak melaporkan hal tersebut ke polisi.

5. Terkendala Biaya

Proses pengobatan dan perawatan rumah sakit bayi AI, tidak bisa dicover oleh BPJS Kesehatan. Penyebabnya, BPJS Kesehatan tidak mengcover penyakit ataupun luka akibat tindak pidana atau kriminal. Kerabat yang mendampingi bayi AI mengaku menerima sejumlah donasi dari berbagai pihak untuk biaya pengobatan dan operasi bayi AI.

6. Kisruh Donasi dan Tuntutan Pencemaran Nama Baik

Di tengah kondisi bayi AI yang masih menjalani perawatan pasca operasi di RSP Unhas, riak-riak perebutan donasi muncul di internal keluarga. Sang Nenek, meminta sebagian donasi untuk AI, dengan alasan dirinyalah yang membiayai bayi AI selama ini. Sang Nenek juga menuding tante AI, yang merupakan anak kandungnya sendiri, sengaja memviralkan kasus AI demi donasi. Ia juga keberatan dengan tuduhan yang dilayangkan kepada sang suami, sebagai pelaku pelecehan terhadap AI. Tante AI juga mengaku ditekan, dan diancam oleh pihak keluarga ayah tirinya akan dilaporkan balik dengan tuduhan pencemaran nama baik.

7. Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Meski di media sosial telah tersebar informasi jika pelaku pelecehan terhadap bayi AI adalah kakek tirinya sendiri, HA, namun polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus ini. Saat dikonfirmasi, Kapolres Jeneponto, AKBP Yudha Kesit, mengatakan, masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi.

8. Jadi Attensi Berbagai Pihak

Kasus yang menimpa bayi AI, telah menjadi perhatian berbagai pihak. Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, telah meminta OPD terkait untuk mendampingi bayi AI. Iapun sangat marah dengan peristiwa tersebut. Kemarin, Ketua TP PKK Sulsel, Naoemi Octarina, juga berkunjung langsung ke RSP Unhas, untuk menjenguk bayi AI. Namun, dokter belum membolehkan siapapun menemui bayi AI, karena baru saja selesai menjalani operasi dan masih dijaga agar tetap dalam kondisi steril. Sejumlah pihak juga turun tangan untuk mengumpulkan donasi, dan membantu biaya pengobatan bayi AI. (*)