Wapres Gibran Buka Gebyar ABG, Dorong Kolaborasi Nasional untuk Kemandirian Obat
15 November 2025 21:15
Setelah pihak keluarga ingin membawa jenasah Sahrul pulang, dia diminta untuk menyelesaikan biaya administrasi selama perawatan sebesar Rp 8 juta.
BONE, BUKAMATA - RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone menahan jenazah Sahrul, warga Arasoe, karena pihak keluarga tak mampu membayar biaya rumah sakit. Jenazah Sahrul hanya boleh dibawa pulang, jika pihak keluarga melunasi biaya administrasi sebesar Rp 8 juta.

Kabar duka tersebut sampai ke telinga Ketua Fraksi NasDem DPRD Bone, Andi Muh Salam. Mendengar kabar itu, dia pun langsung menuju ke rumah sakit untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Setibanya di RSUD, Lilo sapaan akrabnya mendengarkan curhatan dari kakak Sahrul. Bahwa setelah pihak keluarga ingin membawa jenasah Sahrul pulang, dia diminta untuk menyelesaikan biaya adminisrasi selama perawatan sebesar Rp 8 juta.
"Menurut keterangan dari pihak keluarga bahwa mereka ini harus bayar Rp 8 juta untuk jaminan dari total biaya rumah sakit keseluruhan. Namun pihak keluarga hanya memiliki uang Rp 3 juta," kata Lilo.
Jenasah Sahrul akhirnya berhasil dibawa pulang, setelah Lilo berkoordinasi dengan pihak manajemen rumah sakit.
"Pasien ini meninggal sekitar pukul 18.00 Wita 21.30 Wita. Itupun setelah saya datang kesini. Hal ini seharusnya tidak terulang lagi, apalagi kita melihat sudah dalam keadaan berduka, seharusnya ada kebijakan dari rumah sakit," ujarnya.
Terpisah, Humas RSUD Bone, Ramli Syam, yang dimintai tanggapannya terkait hal itu membantah kalau jenasah tersebut ditahan. Justru pihak keluarga yang meminta untuk tetap berada di rumah sakit, karena menunggu pihak keluarga yang lain.
"Hal itu saya mau luruskan anggapan yang beredar di luar, bahwa kami pihak RSUD sama sekali tidak menahan jenasah. Pihak perawat menyampaikan ke keluarga pasien agar ke ruang billing untuk diberitahukan jumlah yang harus dibayar. Namun pihak keluarga menyatakan biar tetap di zal C1 dulu karena ada yang mereka tunggu," jelas Ramli.
Terkait biaya rumah sakit, Ramli mengungkapkan jika pihak keluarga Sahrul seharusnya membayar Rp 12 juta lebih. Jumlah sebanyak itu karena pemakaian O2 nya yang cukup banyak sekitar 54 ribu liter, mulai di IGD sampai di ruang perawatan, ditambah biaya obat dan lain-lain.
"Petugas kami menyampaikan bahwa apabila uangnya kurang, simpan saja dulu jaminan sebanyak Rp 8 juta. Tapi keluarga mengaku hanya punya uang Rp 3 juta, kemudian petugas kami bilang itu saja dulu, nanti sisanya dibayar kemudian. Begitu yang disampaikan oleh petugas kami ke keluarga pasien," jelasnya.
Selain itu, menurut Ramli, kejadian kemarin itu sebenarnya berjalan seperti pasien-pasien lain sebelumnya. Hal semacam itu sudah banyak terjadi dan tetap selalu diberi kebijakan dari pihak RSUD. (*)
15 November 2025 21:15
15 November 2025 17:18
15 November 2025 17:11
15 November 2025 14:46
15 November 2025 14:14