Cegah Dampak Negatif, Aktivitas Orang Asing di Luwu Utara Perlu Diawasi
05 Desember 2024 23:29
Kementerian Kesehatan melaporkan kasus positif corona pada 31 Januari 2022 adalah 10.185 orang. Sepanjang bulan lalu, rata-rata terdapat 2.924,19 kasus positif harian setiap harinya. Jumlah tersebut melonjak tajam dibandingkan rerata Desember 2021 yaitu 203,58 orang per hari. Artinya terjadi lonjakan mencapai 1.336,38%.
BUKAMATA — Pandemi virus corona di Indonesia belum usai. Bahkan ada tendensi kembali mengganas seiring penyebaran varian Omicron.
Kementerian Kesehatan melaporkan kasus positif corona pada 31 Januari 2022 adalah 10.185 orang. Sepanjang bulan lalu, rata-rata terdapat 2.924,19 kasus positif harian setiap harinya. Jumlah tersebut melonjak tajam dibandingkan rerata Desember 2021 yaitu 203,58 orang per hari. Artinya terjadi lonjakan mencapai 1.336,38%.
"Kita tentu akan terus memantau perkembangan kasus Omicron ini. Meski ada kondisi kenaikan Omicron, tetapi dari sisi strategi berbeda dengan delta dan dampak ke ekonomi pasti beda. Terutama dikaitkan dengan mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi, masih berjalan," terang Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, dalam jumpa pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Rabu (2/2/2022).
Bendahara Negara itu menegaskan, situasi saat ini berbeda dengan gelombang I pada awal 2021 dan gelombang II pertengahan 2021. Sekarang sudah semakin banyak masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin, bahkan vaksinasi untuk anak-anak pun sudah berlangsung.
Target sasaran vaksinasi nasional adalah 208,26 juta jiwa. Per 31 Januari 2022, jumlah penduduk yang sudah menerima vaksin dosis pertama adalah 184,68 juta jiwa atau 88,68% dari target.
Kemudian yang sudah mendapatkan vaksin hingga dosis kedua adalah 128,03 juta jiwa atau 61,48%. Sementara yang sudah mendapatkan vaksin dosis ketiga (booster) berjumlah 4,22 juta orang atau 2,03%.
"Dampaknya nanti dari sisi aktivitas ekonomi diharapkan bisa terjaga dan tidak terlalu dalam seperti 2021. Kita melihat pada Januari kegiatan ekonomi lebih baik meskipun pemerintah terus-menerus melakukan kebijakan saat libur Nataru tidak kumpul besar-besaran," kara Sri Mulyani.
Oleh karena itu, Sri Mulyani meyakini pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 pasti akan lebih baik dari kuartal I-2021 yang tumbuh negatif 0,7%.
"Kita tetap optimistis pemulihan ekonomi akan menguat, di atas kuartal I-2021. Sehingga mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada 2022," tegasnya.
05 Desember 2024 23:29
05 Desember 2024 22:57
05 Desember 2024 21:47
05 Desember 2024 21:41
05 Desember 2024 21:07