Dihantam Pandemi, Nasib Apartemen Kini Diujung Tanduk
Menurut data yang disajikan oleh konsultan ini, dalam tahun yang sama, tingkat permintaan apartemen di satu kota mengalami penurunan drastis.
BUKAMATA - Pandemi Covid-19 membuat tingkat permintaan masyarakat terhadap hunian vertikal, alias apartemen menurun drastis.

Dalam riset konsultan properti, Coldwell Banker Commercial, disebutkan tingkat permintaan apartemen sudah mulai melambat sejak kuartal kedua 2020 lalu. Ini terutama di kota-kota besar.
"Permintaan hanya terserap dari transaksi penjualan beberapa proyek apartemen di Surabaya dan Bandung, dan Makassar. Sementara tidak ada permintaan lain yang terserap di pasar utama pada kota besar lainnya," tulis Angra Angreni Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Commercial.
Menurut data yang disajikan oleh konsultan ini, dalam tahun yang sama, tingkat permintaan apartemen di satu kota mengalami penurunan drastis. Sebut saja Surabaya turun 32%, Bandung 90%, Medan turun 100%, Semarang 100%, Batam 100%, Makassar 19%, Balikpapan stagnan, Bali turun 100%, sementara Palembang stagnan.
Sedangkan kota yang masih mengalami kenaikan sales hanya beberapa. Yakni Surabaya 0,4%, Bandung 0,1% dan Makassar 0,4%, sisanya 0%.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Hari Ganie menjelaskan kondisi ini terjadi karena rendahnya permintaan. Sedangkan supply apartemen secondary semakin tinggi, bahkan lebih rendah harganya dibanding apartemen baru.
"Pasar lagi terjun bebas. Pasar apartemen ada dua yang dipakai sendiri juga biasa beli apartemen untuk disewakan kembali. Nah karyawan perusahaan asing masih di luar," kata Hari dilansir CNBC Indonesia, Sabtu (18/12/2021).
Di tahun depan, kondisi ini dinilai masih belum akan membaik. Sebab, meski industri properti akan mengalami perbaikan, namun pembeli cenderung lebih mencari hunian rumah tapak ketimbang vertikal.
Terpisah, Managing Director PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Harun Hajadi mengungkapkan segmen apartemen strata title (milik) telah terguncang sejak 2018. Penyebabnya adalah peminat untuk tinggal di bangunan apartemen sudah berkurang.
"Pasar penjualan beda, itu lebih dikarenakan pasar over supply, ini sudah dirasakan sejak 2018, sejak pandemi tapi dikit demi sedikit pasar di-stop over the year sampai tahun ini tentu. Disetop oleh pasar over supply tersebut, di 2023 kami harap apartemen normal, kalau pasar sewa tergantung pandemi lewat atau nggak," pungkasnya.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47
