Redaksi : Minggu, 14 November 2021 16:02
Ketua Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kota Makassar Abdul Wahab Tahir

MAKASSAR, BUKMATA - Ketua Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kota Makassar Abdul Wahab Tahir berharap pemerintah kota melanjutkan pembangunan Rumah Sakit Jumpandang Baru.

Pembangunan rumah sakit tersebut dinilai mendesak untuk mengakomidir layanan kesehatan di utara kota. “Kita target di triwulan pertama (2022) itu sudah jalan,” kata Wahab, Minggu, 14 November 2021.

Perihal Rumah Sakit Batua masih berkasus dan menunggu keputusan dari Polda Sulsel, Wahab menilai penyiapan anggaran tetap diperlukan. Ia mengatakan setelah pelimpahan ke pemerintah kota pengerjaan dapat langsung digarap.

“Jadi secara detail saya belum tau berapa yang pasti (anggaran) nanti kita akan lihat di Ranperdanya, itu breakdown dipaparkan, mudah-mudahan selasa itu sudah masuk,” pungkasnya.

Plt Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar Helmi Budiman mengatakan usulan pembangun RS Batua sudah diajukan pada rapat bersama dengan Badan Anggaran DPRD Kota Makassar.

“Jadi udah disetujui. Sisa kita lihat bagaimana kajian tenaga ahli, melihat apakah bisa difungsikan atau tidak. Anggarannya itu kurang lebih 10 (milliar),” bebernya.

Dia mengatakan penganggaran tersebut hanya akan mengakomodir 2 lantai saja. Penganggaran penuh belum dilakukan lantaran adanya keterbatasan anggaran. Selain itu anggaran tersebut sifatnya hanya persiapan.

Pasalnya persoalan di RS Batua belum tuntas dan kewenangan belum dipegang Pemkot Makassar. Helmy mengaku akan mengerahkan tim khusus dari Unhas yang akan menjadi tim audit fisik Pemkot untuk mengecek kelayakan bangunan.

“Apakah akan dibangun sesuai blue print, atau memerlukan desain baru jika proyek tersebut sudah kembali ke Pemkot,” paparnya.

Selain pembangunan RS Batua, Helmy mengatakan telah menganggarkan untuk RS Jumpandang Baru dengan besaran yang sama. Skema pembangunan juga diproyeksi hanya untuk dua lantai. Berbeda dengan Batua, pembangunan RS Jumpandang sisa memerlukan finishing sehingga pengerjaannya tidak akan berbelit.

“Fasilitas kesehatan kita memang sangat minim. Sampai-sampai di Jumpandang baru kita juga sudah siapkan beberapa penyelesaian sama juga lantai satu dan dua karena mau diselesaikan sekaligus butuh anggaran yang sangat banyak,” jelasnya.