Dewi Yuliani : Jumat, 06 Agustus 2021 13:36
Dr Aryati Puspasari Abady SP MSi

MAKASSAR, BUKAMATA - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Makassar, gencar melakukan sosialisasi pembangunan keluarga kepada para calon pengantin. Tujuannya, untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

Pelaksana Tugas Kepala DPPKB Kota Makassar, Dr Aryati Puspasari Abady SP MSi, mengatakan, ada banyak faktor yang harus diketahui para calon pengantin, untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Antara lain, bagaimana membangun ketahanan dan kualitas balita dan anak.

"Ada banyak tantangan yang harus dihadapi orangtua dalam mendampingi tumbuh kembang anak. Perbaikan kualitas anak bisa dimulai dari pendampingan calon pengantin. Dengan minimal usia 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, setiap pasangan benar-benar siap untuk menjadi orangtua," jelas Puspa, Jumat, 6 Agustus 2021.

Setelah melalui tahapan balita-anak, lanjut Puspa, keluarga bisa melanjutkan tujuan terbangunnya ketahanan keluarga remaja dan kualitas remaja dalam menyikapi kehidupan berkeluarga. Pengetahun, pandangan, sikap, dan pilihan serta keputusan remaja sangat berpengaruh tidak hanya bagi kelompok remaja sendiri, namun bagi seluruh kelompok penduduk atau masyarakat.

Kesiapan finansial calon pengantin, kata Puspa, juga menjadi salah satu tolak ukur siap menikah bagi calon pengantin. Setiap pengantin diharapkan sudah mencapai titik mapan.

"Mapan diartikan sudah memiliki penghasilan tetap setiap bulannya. Terwujudnya pemberdayaan ekonomi keluarga akan meningkatkan kesejahteraan keluarga," terangnya.

Puspa menjelaskan, berdasarkan data statistik, Indonesia mengalami peningkatan menjadi 10,6 persen yang disebabkan oleh peningkatan Umur Harapan Hidup (UHP) menuju 72,4 tahun pada tahun 2035. Kelompok lansia yang sehat, berpendidikan, dan produktif sangat dibutuhkan. Karena itu, orangtua juga harus mempersiapkan diri memasuki usia lansia dengan merencanakan pensiun saat masih produktif.

"Jadi untuk kalian yang hendak menikah, lebih baik pahami kembali tujuan pembangunan keluarga, sehingga bisa lebih mantap saat memutuskan membina hubungan," imbuhnya. (*)