Dewi Yuliani : Rabu, 28 Juli 2021 10:43
Dokter Arman Bausat

MAKASSAR, BUKAMATA - Angka kematian akibat Covid-19 cukup tinggi di Kota Makassar. Petugas mulai kewalahan mengurus hingga mengangkut jenazah ke lokasi pemakaman di Macanda, Kabupaten Gowa.

Koordinator Posko Covid-19" href="https://bukamatanews.id/tag/satgas-covid-19">Satgas Covid-19 Provinsi Sulsel, dr Arman Bausat, mengungkapkan, tingkat kematian akibat Covid-19 belakangan ini cukup tinggi. Bahkan pada hari Sabtu, 24 Juli 2021 lalu, ada 21 kasus kematian yang harus diurus oleh tim. Sedangkan Selasa kemarin, ada sembilan kasus kematian.

"Hari Sabtu itu ada 21 kasus kematian. Satu jenazah itu butuh waktu sekitar dua jam. Dan hari ini, kami mengurus sembilan kematian," ujarnya, Selasa malam, 27 Juli 2021.

Ia mengungkapkan, tim Covid-19" href="https://bukamatanews.id/tag/satgas-covid-19">Satgas Covid-19 Provinsi kewalahan karena harus melayani tujuh rumah sakit milik Pemprov Sulsel, ditambah rumah sakit swasta, bahkan rumah sakit milik Pemkot Makassar. Karena itu, tentu saja butuh support atau dukungan dan kerjasama Pemkot Makassar. Paling tidak, khusus untuk rumah sakit dibawah naungan Pemkot, termasuk RSUD Daya Makassar.

Ia mengaku, sebelumnya telah melakukan koordinasi langsung dengan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, agar membantu proses pemulasaran dan pengangkutan jenazah pasien Covid-19 ke Macanda. Dan langsung disetujui, dengan menyiapkan tiga ambulans jenazah.

"Saya sudah berkoordinasi sebelumnya dengan Wali Kota Makassar. Pemkot menyediakan tiga mobil ambulans jenazah, khusus untuk mengantar jenazah dari rumah sakit milik pemerintah kota, dan mengantar jenazah warga Kota Makassar yang meninggal di rumah," jelasnya.

Menurut Arman, peran satgas provinsi sebenarnya hanya membantu bila diperlukan. Tetapi selama ini, satgas provinsi menjalani peran utama, tanpa ada support dari pemerintah kota.

"Kami sudah melakukan semaksimal mungkin. Tapi dengan meningkatnya kasus kematian belakangan ini, tentu butuh dukungan Pemkot Makassar. Apalagi kan sudah dikoordinasikan sebelumnya," pungkasnya.

Diketahui, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar, dr Ardin Sani, mengeluhkan lambannya proses penjemputan jenazah pasien Covid-19 oleh Satgas Covid-19 Provinsi Sulsel. Akibatnya, jenazah bisa tertahan 24 jam hingga mengeluarkan bau busuk.

"Kami beberapa menghubungi media center Satgas Covid, namun kita disuruh bersabar. Karena disebutkan mereka sangat sibuk. Jenazah yang di RS Daya masuk dalam antrean 32 dari 52 jenazah yang ditangani," terang Ardin. (*)