Redaksi
Redaksi

Jumat, 16 Juli 2021 22:54

Peristiwa Hari Ini, Di Kab Sinjai Seorang Wanita Ditemukan Tewas Terapung, Bulukumba Perebutan Wilayah Tangkap Ikan

Peristiwa Hari Ini, Di Kab Sinjai Seorang Wanita Ditemukan Tewas Terapung, Bulukumba Perebutan Wilayah Tangkap Ikan

Menjadi peristiwa penting dan bersejarah bagi Masyarakat pesisir di dua Kabupaten di Sulsel. Kejadian yang menyita perhatian masyarakat Sinjai dan Bulukumba.

BUKAMATA - Jumat (16/9/2021), menjadi peristiwa penting dan bersejarah bagi Masyarakat pesisir di dua Kabupaten di Sulsel. Kejadian yang menyita perhatian masyarakat Sinjai dan Bulukumba.

Di Kabupaten Sinjai, sekitar pukul 10.00 Wita, kala masyarakat sedang bergulat dengan aktivitas, mereka dikagetkan dengan sosok perempuan yang mengapung di air di Dusun Cempae, desa Tongke-tongke, Kecamatan Sinjai Timur.

Perempuan itu mengenakan 'Tentop' berwarna biru langit. Mengenakan celana hitam panjang, mengapung dengan tengkurap di permukaan air.

Identifikasi Kepolisian Polres Sinjai mengungkap, perempuan muda itu bernama Zulaeha alias Kartini Binti Syamsul Alam, tewas tenggelam di saluran air tambak milik warga.

Gadis 21 itu ditemukan telah tewas, diduga ia terpeleset dan jatuh ke air. Pihak keluarga mengakui, Zulaiha mengidap penyakit epilepsi, bahkan kerap meninggalkan rumah berhari-hari tanpa sepengetahuan pihak kelurganya.

Kapolres Sinjai, AKP Iwan Irmawan mengatakan mayat Zulaiha alias Kartini ditemukan pertama kali oleh warga yang melintas di Sungai Cemape. Saat itu, warga melihat jasad wanita tersebut dalam kondisi terapung.

"Diduga korban tewas karena tenggelam dan hanyut. Korban merupakan warga setempat," kata Iwan dalam keterangan tertulisnya.

Berdasarkan keterangan dari keluarga, korban sudah menghilang sejak Rabu (14/72021) lalu. Pihak keluarga, kata Iwan, sudah mencari keluarga tetapi tidak membuahkan hasil.

"Saat ditemukan ternyata korban sudah tidak bernyawa," tuturnya.

Beda perkara yang terjadi di Bumi Panrita Lopi, -Julukan Bulukumba-. Warga pesisir juga dihebohkan dengan perebutan wilayah tangkap ikan di laut lepas.

Nelayan yang berada di wilayah Batusaraung, Jalan Situbaru, kelurahan Bintarore Kecamatan Ujung Bulu terlibat konflik di tengah laut. Kerjadian itu berlangsung sekira pukul 10.00, Jumat (16/7/2021).

Salah seorang warga yang juga menjadi korban, IC (39) menjelaskan, konflik yang terjadi antar nelayan itu dipicu oleh perebutan wilayah tangkapan ikan yang ada di laut lepas. 

Kejadian ini, sudah kali kedua. Nelayan dari wilayah Togambang, kelurahan Matekko, kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba mengusik laut wilayah Batusaraung, Jalan Situbaru. 

Padahal katanya, mereka sesama nelayan yang masih berada dalam satu Kabupaten, telah melakukan perjanjian penempatan wilayah tangkapan ikan. Dimana daerah garapan masing-masing sudah jelas pembagiannya. Meski tak ada hitam di atas putih

"Kami sesama nelayan pernah ada perjanjian, dalam pembagian wilayah. Sejauh lima mil itu daerah kami," Katanya.

Waktu penyerangan pertama yang terjadi beberapa hari lalu, nelayan dari Togambang hanya mengusir nelayan wilayah Batusaraung, yang saat itu tengah melaut menggunakan perahu kecil atau sampan. 

Dan saat itu tak ada kerjadian tindak kekerasan. Nelayan dari wilayah Bulusaraung juga tak melakukan perlawanan balasan.

Namun, saat penyerangan kedua ini, dengan menggunakan kapal besar nelayan Togambang mengawali penyerangan dengan melempari nelayan Batusaraung menggunakan batu. 

Bukan hanya itu, nelayan Bulusaraung dibajak di tengah laut dan disabet parang panjang. Akibatnya, tiga orang nelayan mengalami luka parah pada bagian kaki.  Salah satu sampan nelayan juga mengalami kerusakan parah. Hingga terbelah menjadi dua bagian. Sehingga tidak bisa digunakan lagi. 

"Jadi nelayan dari Togambang menggunakan kapal besar, tabrak sampan nelayan dari sini,"ceritanya.

PENULIS: REY YUDISTIRA

#Bulukumba #Kab Sinjai