BONE, BUKAMATA -- Kamis, 8 Juli 2021. Di ruang paripurna kantor DPRD Bone, berlangsung Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU), membahas soal dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Tiba-tiba situasi memanas. Terjadi perdebatan seru dua anggota DPRD Bone, yakni Andi Muh. salam dan H. Saifullah Latif.
"Di rapat konsultasi sudah kita sampaikan," ujar Andi Muh Salam dengan nada tinggi.
Baca Juga :
"Tidak ada hubungannya dengan rapat konsultasi," timpal H Saifullah Latif.
"Ada," ujar Andi Muh Salam lagi. Masih dengan nada tinggi.
Emosi H Saifullah Latif tak terbendung. Dia membanting botol air minum mineral. Lalu melangkah mendekati Andi Muh Salam yang mejanya berada di depannya.
Nyaris saja adu jotos. Untung legislator lain peserta RDPU, segera melerai. Lantas Andi Muh Salam dibawa menjauh.
Meski berjauhan, keduanya masih sempat saling memprovokasi. Emosi H Saifullah kembali memuncak. Dia melangkah mendekat. Namun kembali ditenangkan. Dan dibawa kembali ke mejanya.
"Durasi, durasi," teriak beberapa peserta rapat.
"Boleh dilanjut asal dipisahkan. Satu di sini, satu di sana," terdengar suara dari meja pimpinan sidang.
Dalam RDPU tersebut Ketua DPRD Bone sempat menskorsing rapat sebanyak 3 kali, dikarenakan kondisi memanas dan tidak berjalan kondusif sesuai dengan yang diinginkan.
Di akhir RDPU tersebut, mahasiswa dari PMII dan Dema IAIN Bone yang ikut dalam RDPU itu, memilih keluar (walk out) karena melihat rapat sudah tidak kondusif lagi. Apalagi pasca dua anggota dewan mempertontonkan aksinya yang nyaris adu jotos.
"Proses RDPU yang berlangsung kurang lebih 4 jam itu saya anggap tidak kondusif lagi, dan saya melihat banyak hal yang telah mencoreng citra baik DPRD Bone dan pihak eksekutif, makanya kami Walk Out," kata Ketua cabang PMII Bone, Muhammad Nurwan Tifta.
Langkah walk out yang dilakukan para mahasiswa ini terkait 3 poin penting yakni, pertama konsolidasi DPRD kacau dan tidak mencerminkan proses Demokrasi yang sehat dan melahirkan kebijakan yang tidak produktif, kedua eksekutif hanya mampu menyebutkan angka-angka dan tahapan pembayaran, tapi tidak mampu merasionalkan kemampuan anggaran daerah yang diukur pada kondisi keuangan saat ini, dan yang terakhir tim anggaran eksekutif justru menjadikan pinjaman PEN ini sebagai ancaman untuk meloloskan APBD perubahan tahun 2021.
"Kami menanggap proses RDPU tadi selalu mengambang dan selalu dibenturkan dengan teori-teori bahkan dibenturkan dengan kepentingan masyarakat, sementara substansinya tidak ketemu," tambahnya.
Untuk itu lanjut Nurwan, langkah terakhir yang akan mereka tempuh yaitu melalui jalur hukum ke Kejati ataupun ke Mahkamah Agung.
Sementara Ketua DPRD Irwandi Burhan mengatakan, sebenarnya RDPU tadi sudah mengerucut apa yang menjadi pertanyaan para mahasiswa, yang salah satunya adalah terkait bunga 6,19 persen yang tidak disampaikan ke DPRD.
"Akan tetapi di akhir RDPU tadi teman-teman mahasiswa dari PMII dan Dema memilih Walk Out dan akan menenmpuh jalur lain dan saya fikir itu sah," kata Irwandi.
Dalam RDPU yang berlangsung kurang lebih selama 4 jam, tidak ada hasil yang dapat disimpulkan karena mahasiswa memilih walk out sehingga RDPU terpaksa harus ditutup tanpa ada kesimpulan.
Penulis: Oces