Ririn
Ririn

Sabtu, 22 Mei 2021 11:30

Truk bermuatan bantuan kemanusiaan melewati Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom pada hari Jumat
Truk bermuatan bantuan kemanusiaan melewati Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom pada hari Jumat

Bantuan Pertama Tiba di Gaza Setelah Gencatan Senjata Diberlakukan

Bantuan itu berupa obat-obatan yang sangat dibutuhkan, makanan dan juga bahan bakar

BUKAMATA - Konvoi pertama yang memuat bantuan kemanusiaan telah tiba di Gaza, beberapa jam setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamaz mulai diberlakukan.

Bantuan itu berupa obat-obatan yang sangat dibutuhkan, makanan dan juga bahan bakar.

Truk-truk yang membawa bantuan tersebut bisa sampai di Gaza setelah Israel membuka kembali penyeberangan Kerem Shalom.

Selain paket bantuan, gencatan senjata juga memungkinkan ribuan warga Palestina untuk kembali ke rumah mereka, yang porak-poraknda karena pemboman oleh Israel.

Seorang penduduk Gaza, Samira Abdallah Nasser, mengatakan bahwa rumahnya yang terdiri dari dua lantai di dekat Beit Hanoun terkena ledakan selama pertempuran, membuatnya menjadi reruntuhan.

"Kami kembali ke rumah kami dan kami tidak punya tempat untuk duduk, kami tidak punya air, kami tidak punya listrik, kami tidak punya tempat tidur, kami tidak punya apa-apa," katanya pada Reuters. "Kami kembali ke rumah kami yang hancur total."

Pada hari Kamis, kementerian perumahan Gaza mengatakan 1.800 unit rumah tidak layak huni dan 1.000 unit lainnya telah hancur.

Pejabat Palestina mengatakan puluhan juta dolar dibutuhkan untuk membangun kembali daerah itu.

"Kerusakan yang diakibatkan dalam waktu kurang dari dua minggu akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dibangun kembali, bahkan puluhan tahun," kata Fabrizio Carboni, direktur Komite Internasional Palang Merah Timur Tengah (ICRC).

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (Unwra) mengatakan prioritasnya adalah untuk mengidentifikasi dan membantu puluhan ribu orang terlantar, dan bahwa mereka membutuhkan bantuan senilai $ 38 juta (£ 26 juta).

Sementara itu, WHO menyerukan akses untuk pasokan dan personel kesehatan sesegera mungkin, dan memperingatkan bahwa fasilitas kesehatan di wilayah itu berisiko kewalahan oleh ribuan cedera.

Selama bertahun-tahun, Gaza telah menjadi sasaran pembatasan Israel dan Mesir atas perjalanan orang dan barang, dengan alasan untuk mencegah senjata yang sampai ke Hamas.

Pertempuran antara Israel dan militan Palestina di Gaza dimulai pada 10 Mei, setelah terjadi ketegangan Israel-Palestina selama berminggu-minggu, yang memuncak dalam bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa.

Hamas mulai menembakkan roket setelah memperingatkan Israel untuk menarik diri dari situs tersebut, sehingga memicu serangan udara balasan.

Sedikitnya 248 orang, termasuk lebih dari 100 wanita dan anak-anak, tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatannya.
Di Israel 13 orang, termasuk dua anak dan seorang tentara tewas.

Tentara Israel mengatakan Hamaz menembakkan lebih dari 4.300 roket selama konflik, 90% di antaranya dicegat oleh pertahanan udaranya. Tapi roket masih berhasil menembus, menghantam rumah, sinagog, dan bangunan lainnya.

#Gaza

Berita Populer