Ririn
Ririn

Jumat, 02 April 2021 09:27

Para pengunjuk rasa mengadakan "mogok diam" di Yangon setelah seorang anak berusia tujuh tahun ditembak mati di Mandalay. (Getty Images via BBC)
Para pengunjuk rasa mengadakan "mogok diam" di Yangon setelah seorang anak berusia tujuh tahun ditembak mati di Mandalay. (Getty Images via BBC)

Sedikitnya 43 Anak Tewas di Myanmar Sejak Kudeta Militer

Korban termuda baru berusia enam tahun, yang ditembak di rumahnya.

BUKAMATA - Sedikitnya 43 anak-anak tewas di tangan angkatan bersenjata Myanmar sejak kudeta militer di negara itu dua bulan lalu, menurut Save the Children.

Organisasi hak asasi manusia itu mengatakan korban termuda baru berusia enam tahun yang ditembak di rumahnya, dan bahwa Myanmar berada dalam "situasi mimpi buruk".

"Kami terkejut bahwa anak-anak terus menjadi sasaran serangan fatal ini, meskipun ada seruan berulang kali untuk melindungi anak-anak dari bahaya," kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan.

“Sangat mengerikan bahwa beberapa dari anak-anak ini dilaporkan dibunuh di rumah, di mana mereka seharusnya aman dari bahaya.”

Myanmar-child-killed-184.jpg?quality=90&strip=all&w=1033" alt="Korban anak-anak di Myanmar" width="1033" height="688" />Save the Children memperingatkan bahwa jumlah anak yang terluka dalam bentrokan juga kemungkinan besar. Salah satu yang paling miris adalah kasus bayi berusia satu tahun yang dilaporkan ditembak di bagian mata dengan peluru karet.

Kelompok hak asasi ini memperingatkan bahwa kekerasan berdampak pada kesehatan mental anak-anak karena mereka menderita ketakutan, kesedihan dan stres.

"Anak-anak telah menyaksikan kekerasan dan kengerian," katanya dalam sebuah pernyataan. "Jelas bahwa Myanmar bukan lagi tempat yang aman bagi anak-anak."

Myanmar telah dilanda protes sejak tentara menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Suu Kyi dan anggota Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) lainnya telah ditahan dan menghadapi berbagai tuduhan.

#Myanmar

Berita Populer