Ririn
Ririn

Jumat, 26 Februari 2021 12:39

Piton Burmese
Piton Burmese

Zat Dalam Ular Piton Dapat Digunakan untuk Membuat Vaksin Covid

Piton Burmese memiliki squalene, yang dapat merangsang merespons kekebalan tubuh dengan lebih kuat.

BUKAMATA - Peneliti sedang mempelajari cara menggunakan ular Piton Burmese dari Florida Everglades sebagai vaksin virus corona.

Reptil ini memiliki squalene, yang dapat merangsang merespons kekebalan tubuh dengan lebih kuat.

Squalene adalah zat mirip minyak alami yang ditemukan di alam dan diekstraksi secara komersial dari minyak ikan, terutama dari hati ikan hiu.

Namun, mengekstraknya dari hiu telah menjadi topik kontroversial di kalangan aktivis hewan. Sementara itu, ular Piton Burmese mendatangkan malapetaka di Everglades dan petugas satwa liar berupaya untuk menyingkirkan makhluk itu.

Peniliti sekaligus pemburu piton bernama Dustin Crum dan Daryl Thompson sedang mengeksplorasi kemungkinan ini.

Crum mencatat bahwa seekor ular sepanjang 10 kaki cukup untuk membuat sekitar 3.500 dosis vaksin.

Squalene pertama kali digunakan pada 1997 ketika 10mg ditambahkan untuk membuat vaksin influenza. Sejak sat itu dua puluh dua juta dosis vaksin influenza Chiron (FLUAD) telah diberikan dengan aman, menurut WHO.

Sayangnya, saat ini squalene tidak ada dalam daftar bahan vaksin Pfizer atau Moderna, meskipun WHO menganggapnya aman untuk vaksin.

Juru bicara Pfizer telah merilis pernyataan yang mengatakan bahwa tidak ada produk manusia atau hewan dalam bentuk apa pun dalam vaksin Covid-10.

Ide penggunaan squalene untuk vaksin Covid-19 kian menjadi populer sejak pandemi melanda dunia tahun lalu, tetapi sumber utamanya adalah hiu, namun aktivis hewan tidak tertarik pada gagasan tersebut.

Stefanie Brendl, pendiri dan direktur eksekutif Shark Allies, mengatakan: "Memanen sesuatu dari hewan liar tidak akan pernah berkelanjutan, terutama jika itu adalah predator teratas yang tidak berkembang biak dalam jumlah besar."

"Ada begitu banyak yang tidak diketahui tentang seberapa besar dan berapa lama pandemi ini akan berlangsung, dan kemudian berapa banyak versi yang harus kita lalui, sehingga jika kita terus menggunakan hiu, jumlah hiu yang diambil untuk produk ini bisa sangat tinggi, tahun demi tahun," tambahnya.

"Kami tidak mencoba memperlambat atau menghalangi produksi vaksin. Kami hanya meminta agar pengujian squalene non-hewani dilakukan bersama squalene hiu sehingga dapat diganti secepat mungkin."

Dan inilah mengapa Crum dan Thompson mengeksplorasi ular piton sebagai sumber alternatif.

Ada beberapa khasiat penyembuhan pada ular. Jika Anda kembali ke pengobatan tradisional, mereka telah menggunakan komponen piton selama ribuan tahun, kata Crum kepada FOX13.

Dari posnya di Winter Haven, Thompson mengatakan penelitiannya sedang berjalan cepat. Mereka akan mempresentasikan temuan mereka melalui Operation Warp Speed kepada Biomedical Advanced Research and Development Authority.

"Dengan mempelajari efek metabolik, kami akan dapat melihat dan menentukan cara baru untuk membuat Squalene. Kita bisa membuatnya dari minyak atau lemak seperti kolesterol," katanya.

Alasan lain mengapa duo ini memilih ular piton adalah karena mereka adalah spesies invasif yang mengambil alih Everglades, menghancurkan daerah tersebut dan membunuh hewan asli Florida.

"Kami mengambil situasi yang buruk dan membuat sesuatu yang baik darinya. Ini berpotensi membantu menyembuhkan banyak orang dan berpotensi menyelamatkan banyak nyawa," kata Crum.

#Vaksin Covid-19 #Piton