BUKAMATA - Ribuan orang turun ke jalan di seluruh Rusia pada hari Minggu (31/01/2021) untuk menuntut pembebasan pemimpin oposisi Alexei Navalny yang dipenjara.
Menurut kelompok pemantau OVD-Info, polisi menahan lebih lebih 750 orang selama aksi itu. Di pelabuhan paling timur Vladivostok saja, lebih dari 100 orang ditahan setelah pengunjuk rasa menari di atas es dan berdemonstrasi di pusat kota.
Kota Novosibirsk di Siberia timur menyaksikan salah satu demonstrasi terbesar, di mana ribuan orang berbaris di seluruh kota meneriakkan "Putin, pencuri!". Mereka merujuk pada kawasan mewah Laut Hitam yang dilaporkan dibangun untuk pemimpin Rusia. Lebih dari 80 pengunjuk rasa ditahan di kota itu.
Di Moskow, pihak berwenang memberlakukan langkah-langkah keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan menutup stasiun kereta bawah tanah di dekat Kremlin, menghentikan lalu lintas bus, serta memerintahkan restoran dan toko untuk tutup.
Navalny, 44 tahun, adalah seorang penyelidik antikorupsi yang merupakan kritikus paling terkenal dari Presiden Vladimir Putin. Dia ditangkap pada 17 Januari setelah kembali dari Jerman, di mana ia menghabiskan waktu lima bulan untuk memulihkan diri dari keracunan zat saraf, yang menurutnya dilakukan oleh Kremlin. Otoritas Rusia telah menolak tuduhan tersebut.
Tim Navalny awalnya menyerukan agar protes hari Minggu diadakan di Lapangan Lubyanka Moskow, rumah bagi markas utama Dinas Keamanan Federal, yang menurut Navalny bertanggung jawab atas keracunannya.
Setelah polisi menutup area di sekitar alun-alun, para pemrotes bergeser ke alun-alun lain yang jauhnya satu mil. Polisi juga dikerahkan di lokasi itu, dan mereka menahan puluhan orang di sana.
Sebagai bagian dari upaya multipel oleh pihak berwenang untuk memblokir protes, pengadilan telah memenjarakan rekan dan aktivis Navalny di seluruh negeri selama seminggu terakhir. Saudaranya Oleg, ajudan utama Lyubov Sobol dan tiga orang lainnya dijatuhi hukuman tahanan rumah selama dua bulan pada hari Jumat dengan tuduhan melanggar pembatasan COVID-19 selama protes akhir pekan lalu.
Jaksa juga menuntut platform media sosial memblokir postingan yang berisi seruan untuk bergabung dengan protes.
Kementerian Dalam Negeri Rusia telah mengeluarkan peringatan keras kepada publik untuk tidak bergabung dalam protes, dan bahwa mereka yang turun ke jalan dapat dituduh mengambil bagian dalam kerusuhan massal, dan diancam hukuman penjara hingga delapan tahun. Mereka yang melakukan kekerasan terhadap polisi bisa menghadapi hukuman hingga 15 tahun.
Hampir 4.000 orang dilaporkan ditahan pada demonstrasi pada 23 Januari yang terjadi di lebih dari 100 kota Rusia. Beberapa dari mereka dikenai denda dan hukuman penjara. Sekitar 20 orang dituduh menyerang polisi dan menghadapi tuntutan pidana.
Navalny mengalami koma pada 20 Agustus saat dalam penerbangan dari Siberia ke Moskow. Dia dipindahkan ke rumah sakit Berlin dua hari kemudian.
Laboratorium di Jerman, Prancis, dan Swedia, dan tes oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, menetapkan bahwa dia terpapar zat saraf Novichok. Otoritas Rusia telah menolak untuk membuka penyelidikan kriminal lengkap dengan alasan kurangnya bukti bahwa dia diracun.
Ketika dia kembali ke Rusia pada bulan Januari, Navalny dipenjara selama 30 hari karena layanan penjara Rusia menuduh dia telah melanggar persyaratan percobaan atas hukuman pencucian uang 2014 yang ditangguhkan.
Pada hari Kamis, pengadilan Moskow menolak bandingnya untuk dibebaskan, dan sidang lain minggu depan dapat mengubah hukuman yang ditangguhkan selama 3,5 tahun menjadi hukuman yang harus dia lakukan di penjara.
BERITA TERKAIT
-
Gempa Dahsyat Magnitudo 8,0 Guncang Rusia, BMKG: Berpotensi Tsunami hingga Indonesia
-
Rusia Jadi Negara Pertama yang Mengakui Pemerintahan Taliban di Afghanistan
-
Jalan Layang Runtuh, Tujuh Orang Dilaporkan Tewas
-
Kapal Tanker Rusia Terbelah Dua, Ribuan Ton Minyak Tumpah ke Laut
-
CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Bandara di Prancis