MAROS, BUKAMATA - Debit airnya yang meninggi akibat guyuran hujan, membuat objek wisata alam Bantimurung, ditutup sementara. Itu diputuskan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Maros, mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan kepada pengunjung.
Kepala Bidang Pariwisata Disbupar Maros Yusriadi Arief, Minggu (20/12/2020) mengatakan, debit air mulai meninggi sejak Jumat (18/12/2020). Hingga hari ini tak kunjung turun. Debit air meninggi disebabkan hujan deras yang terus mengguyur sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan sejak sepekan terakhir.
"Semalam itu sempat air naik sampai 1 meter di pelataran. Makanya kami terpaksa menutup untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Selain alasan keselamatan pengunjung, pihaknya bersama Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, juga butuh waktu untuk melakukan pemulihan fasilitas. Pasalnya bmaterial lumpur banyak mengendap di pelataran.
Meski penutupan sementara ini akan berdampak pada penurunan pendapatan asli daerah (PAD), yang ditaksir sekitar Rp40 juta dalam sepekan, namun keputusan itu diambil demi keselamatan jiwa.
"Tren pengunjung pada hari Senin hingga Kamis itu minimal 100-an orang. Sedangkan Jumat, Sabtu, dan Minggu lebih dari 1.000 pengunjung. Jadi, jika dikalikan retribusi masuk sebesar Rp30 ribu, total dalam sepekan ada sekira Rp40 juta lebih kita kehilangan PAD," terangnya.
Beberapa pengunjung kecewa akibat tak bisa masuk. Termasuk rombongan studi banding dari Medan.
TAG
BERITA TERKAIT
-
FOTO: Bendera Merah Putih Sepanjang 80 Meter Dibentangkan di Bantimurung Bulusaraung
-
TWA Bantimurung Diserbu 6.000 Wisatawan, Polres Maros Tingkatkan Pengamanan Libur Lebaran
-
Seorang Warga di Maros Meninggal Usai Injak Jebakan Babi Dialiri Listrik
-
Satu Hari Dicari Keluarga, Lansia di Maros Ditemukan Tewas di Danau Galian
-
H+2 Lebaran, Bantimurung Catat Total Pengunjung Capai 14 Ribu Orang