MEDAN, BUKAMATA - Aktor senior Deddy Mizwar secara tegas menyebut nilai-nilai kebudayaan di Kota Medan saat ini mulai hilang. Kondisi tersebut diperparah dengan tidak adanya pusat kebudayaan di Kota Medan.
Hal tersebut diungkapkan Aktor Naga Bobar itu saat bertemu dengan Calon Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution di Jalan AR Hakim, Gang Sukmawati, Kecamatan Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu (30/11/2020).
"Sekarang pusat kebudayaan di Kota Medan, belum ada. Saya kemari tahun 1975 sampai sekarang nggak ada, menyedihkan. Padahal Medan sebagai pusat budaya melayu tidak memiliki pusat kebudayaan," ungkap Deddy Mizwar.
Untuk itu, politis Partai Gelora Indonesia itu berharap agar nantinya Bobby Nasution bersama calon wakilnya, Aulia Rahman dapat membangun pusat kebudayaan melayu.
"Kedepan semestinya ada itu, karena ini salah satu juga potensi untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Kalau tidak ada pusat itunya, ya akan tertinggal dengan kota-kota lain," bebernya.
Deddy menyebut budaya sangat penting bagi sebuah daerah. Sebab, jati diri sebuah bangsa atau kota adalah budaya. Apalagi saat informasi global menghantam budaya Indonesia setiap hari.
"Bukan anti budaya laur, tapi agar kita tidak kehilangan budaya melayu. Jadi kalau bisa Bang Bobby membangun itu nanti kedepan. Karena ini seni, ini sarana untuk memanusiakan manusia, membangun manusia yang berbudaya, manusia yang religius, manusia yang tidak kehilangan kemanusiaannya," tegas mantan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2013–2018.
Selain itu, Deddy Mizwar menilai tak ada pembangunan yang signifikan di Kota Medan saat ini. Untuk itu, dengan hadirnya sosok anak mudah yang inovatif dan energik mampu membenahi segala kesemrawutan di Kota Medan.
"Jadi kalau Bang Bobby terpilih, ya dikawal, dikritisi dengan adab, bukan dengan maki-maki, nggak ada dengan memaki-maki orang bisa berubah dengan baik, mengkrtisi dengan adab dengan budaya kita, dan budaya kita bukan budaya maki-maki," bebernya.
"Tidak mungkin Bang Bobby bisa membangun Kota medan sendirian, dia bukan supermen, masyrakat harus terlibat secara aktif. Kita harus tau, sebelum tanggal 9 Desember, Allah SWT sudah menetapkan walikota Medan tahun 2020 ini sebelum kita lahir. Ada dua caranya, satu ketetapan kita raih dengan kecurangan atau keberkahan. Cuman dua pilihannya, jadi ketetapan tadi harus diraih dengan keridoan dan keberkahan, andaikata curang pun dapat, tapi lebih bagus dengan keberkahan," tambahnya.
"Kedua membangun demkorasi tadi dengan akal sehat, dengan rasional, bukan hanya dengan emosional, bagaiaman kekuasaan yang baik dibangun dengan cara-cara baik, bagaimana pemerintahan mau bersih kalau dibangun dengan kecurangan nggak ada itu. Jadi bangunlah dengan kejujur dan integritasi masing-masing agar kekuasaan yang kita harapkan nanti bisa dipimpin dengan jujur.
BERITA TERKAIT
-
Polemik Berakhir, Presiden Prabowo Putuskan Empat Pulau yang Disengketakan Masuk Wilayah Aceh
-
Wali Kota Medan Apresiasi Program Makan Bergizi Gratis GoTo
-
Bobby Nasution Bakal Klarifikasi ke KPK Soal Dugaan Gratifikasi Naik Privat Jet
-
Bobby Nasution Respon Rencana KPK Panggil Kaesang: Dia Bukan Pejabat Publik
-
Golkar: Tidak Masalah Jika Bobby Nasution Lawan Kotak Kosong di Pilgub Sumut 2024