TAKALAR, BUKAMATA — Jumat, 2 Oktober 2020. Sekira pukul 13.40 Wita, PA tiba di Mapolres Takalar. Hendak mengurus SIM. Dia mencari suaminya, yang juga bertugas di kantor itu, namun tak ada. Hari itu Mapolres Takalar sepi. Ada pengamanan rapat paripurna hak interpelasi di DPRD Takalar.
Tubuh PA tertangkap rekaman kamera pengawas atau CCTV. Itu pada pukul 13:40:01. Sedang berjalan di lorong gedung utama Mapolres Takalar. Di situ, PA menelepon Wakapolres, pakai telepon WhatsApp.
PA yang juga istri siri salah satu personel Polres Takalar, memang kenal dengan Wakapolres Takalar, Kompol N. Kenalnya lewat Facebook. Itu sejak tahun 2017. Di media sosial besutan Mark Zuckerberg itu, komunikasi keduanya terus mengalir. Namun PA bilang, hanya hubungan pertemanan. Tak menjurus ke hubungan khusus atau asmara.
“Di manaki?” tanya PA kepada Kompol N.
Kompol N menjawab, “adaka di ruangan, dimanaki ini?”.
PA kemudian menuju dan langsung masuk ke dalam ruangan Wakapolres. Itu terlihat juga di kamera pengawas. Di CCTV, PA masuk ke ruangan Wakapolres sekitar pukul 13:41:15 Wita.
Di dalam ruangan, PA mengaku dipersilakan oleh Kompol N, duduk di kursi sofa. Dia disuguhi teh kotak.
Selanjutnya, PA mengaku disuruh Kompol N untuk mengangkat naik bajunya. Namun tak digubris oleh PA.
Lantas Kompol N menurut PA bangkit dari tempat duduknya, mengunci pintu lalu mematikan lampu.
Dalam suasana remang-remang di dalam ruangan itu, Kompol N kata PA mengeluarkan alat vitalnya. Saat itu PA mengaku mual lalu lari ke toilet.
Dia kembali dan memperbaiki pakaiannya. Saat itu, Kompol N kata PA kembali meraba-raba tubuhnya. Namun Kompol N tak meneruskan. "Sudahmi deh, nanti ada CCTV," ujar Kompol N. PA pun pamit.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Ibrahim Tompo belum mau memberikan komentar lebih lanjut terkait fakta-fakta kebenaran peristiwa itu. Apalagi, saat kejadian tidak ada satu orang pun yang menyaksikan tindakan pelecehan, yang dilakukan Kompol N kepada korban PA.
“Itulah petunjuk-petunjuk yang ada. Yang bisa diketahui dulu. Makanya kita lakukan pendalaman karena yang bersangkutan yang mendatangi Wakapolres,” katanya.
“Itu masalahnya karena mereka cuma berdua di ruangan. Makanya kita juga tidak mau berasumsi dengan bahasanya itu. Walaupun keterangnya begitu kan,” sambungnya.
Namun Kombes Ibrahim menegaskan, tindakan cabul itu tidak sampai ke hubungan badan.
"Memang ini agak sensitif bahasanya, tetapi tidak sampai kepada kondisi hubungan badan. Cuman sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan, yang dilaporkan berupa mengeluarkan organnya kemudian dipegang oleh yang bersangkutan, cuma sampai batas itu," ujar Ibrahim.
Saat ini, Kompol N sudah dicopot dari jabatan sebagai Wakapolres Takalar. Itu dibenarkan Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulsel Kombes Agoeng Kurniawan.
Pencopotan itu berdasarkan surat telegram Kapolda Sulsel, Nomor STR/740/X/2020. Kompol N kini diangkat dalam jabatan baru, yaitu sebagai Pamen Yanma Polda Sulsel. Dia dipindahkan ke Polda Sulsel untuk memudahkan pemeriksaan.
“TR sudah ada. Dipindahkan,” bilangnya.
“Sudah selesai berkas, tinggal tunggu proses sidang aja. Kita belum tahu (sidangnya), kita masih minta saran pendapat hukum. Secepatnya,” ujar Kombes Agoeng.
BERITA TERKAIT
-
Aksi Bejat Nelayan di Bone yang Cabuli Anak Dibawah Umur Berkali-kali
-
Walid di Dunia Nyata, Pimpinan Pesantren di NTB Setubuhi Belasan Santri dengan Modus Mengijazahkan
-
Oknum Guru di Palopo Sodomi Muridnya Berulang Kali
-
Pria di Makassar Nyaris Diamuk Massa Usai Cabuli Empat Anak di Dalam Masjid
-
Cabuli Tiga Santri, Pimpinan Rumah Tahfidz Al-Fatih Gowa Ditangkap