MAKASSAR, BUKAMATA - Tembakan peringatan ke udara yang diduga menewaskan satu warga Ujung Tanah dan melukai dua lainnya, masih diselidiki Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulsel.
Propam telah mengamankan dan memeriksa 6 polisi, serta menyita senjata api (senpi) yang dibawa ke TKP.
"Penyelidikan ini memang kita lakukan, kita mengamankan beberapa anggota yang datang ke TKP dan kita amankan beberapa senjata juga yang ada kaitannya dengan TKP," ujar Kabid Propam Polda Sulsel, Kombes Agoeng Adi Koerniawan, Minggu (30/8/2020) malam.
Rincian penyelidikan berikut nama-nama polisi yang diperiksa belum dipulikasikan. Agoeng bilang akan memberikan hasil penyelidikan itu ke Kabid Humas Polda Sulsel yang akan merilis ke media.
"Namun demikian kami masih belum bisa memberikan siapa melakukan tembakan kepada korban itu. Nanti diserahkan ke Kabid Humas, mungkin besok (hari ini) Kabid Humas akan press release," kata Agoeng malam tadi.
Propam Polda Sulsel juga diketahui telah mengambil keterangan dari warga sekitar saat insiden tersebut terjadi.
"Untuk yang kami mintai keterangan dari warga masyarakat ada yang sekitar, baik dari anggota yang ada di TKP juga (ada diambil keterangan)," ungkap Agoeng.
Akibat insiden penembakan peringatan yang dilakukan oleh oknum polisi yang mengenai tiga orang warga di Makassar ini. Satu di antara korban bernama Anjas (23) meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar selama 14 jam lamanya.
Dua lainnya, Iqbal (22) dan Ammar (18), menderita tembakan di kaki, dan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Muhammad Kadarislam membeber kronologi insiden penembakan ini. Bermula saat salah satu polisi, Bripka UF, menyamar dengan berpakaian preman dan mendatangi permukiman warga di wilayah Kecamatan Ujung Tanah pada Minggu (30/8/2020) dini hari tadi, untuk menyelidiki kasus pengeroyokan.
Saat tiba di lokasi dengan sepeda motor, Bripka UF diteriaki "maling" oleh sekelompok warga. Orang-orang pun bermunculan dan hendak menghakimi Bripka UF. Di saat bersamaan, datang polisi yang tengah berpatroli dan menyelamatkan Bripka UF.
Saat situasi sudah tenang, Bripka UF kembali ke permukiman untuk mengambil sepeda motornya. Namun warga kembali datang dan hendak menyerang Bripka UF.
Banyak warga kembali menyerang. Bripka UF dituduh pencuri. Karena Bripka UF kembali terdesak, polisi kemudian mengeluarkan tembakan peringatan, dan beberapa saat setelahnya dikabarkan 3 warga terkena tembakan.
"Yang 2 ketembak di kaki, satunya di pelipisnya, di kepalanya. Masing-masing 1 kali," imbuhnya.
Para korban, yakni Anjas (23), Ammar (18), dan Iqbal (22), saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar. Anjas, yang terkena tembakan di wajah, saat ini dalam kondisi masih kritis.
Ketua RW 03 Nuraini, (51) yang berada di RS Bhayangkara menyebutkan, dirinya dibangunkan oleh anaknya karena ada suara tembakan. Setelah keluar rumah dan mengecek ke warga, ternyata ada tiga orang yang sudah terluka.
"Kami bawa ke RS Jala Ammari TNI AL tapi di sana ditolak dengan alasan tidak ada yang bisa operasi. Jadi dibantu anggota Bhabinkantibmas, kami bawa korban ke RS Bhayangkara. Sampai di RS Bhayangkara, katanya tidak melayani KIS, saya juga bingung. Akhirnya ada polisi tawari uang Rp2 juta, katanya untuk biaya pengobatan," tutur Nuraini.
Dia menyebut tidak ada tawuran atau bentrokan pada Minggu dini hari. Tiba-tiba saja pemuda yang duduk-duduk di lorong malam mingguan terluka, diduga terkena tembakan.
Enam polisi dilaporkan diperiksa Propam akibat 3 warga di Kota Makassar tertembak saat tembakan peringatan.
"Kita lagi mau dalami dulu peran anggota, kenapa ada masyarakat yang tertembak. Ini lagi didalami dulu," ujar AKBP Muhammad Kadarislam.
Kadarislam bilang, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui dengan pasti penyebab warga tertembak saat ada tembakan peringatan polisi.
"Belum (diketahui sebabnya), kita juga dalami kenapa ada masyarakat yang ketembak, dan anggota-anggota yang tadi malam itu diperiksa sekarang di Propam Polda," katanya.
"Di Polda ada sekitar 6 orang diperiksa," imbuhnya.
TAG
BERITA TERKAIT
-
Diplomat Indonesia Zetro Purba Tewas Ditembak OTK di Peru
-
Lima Pekerja Migran Indonesia Ditembak Otoritas Maritim Malaysia
-
Komisi I DPR RI Dorong Evaluasi Penggunaan Senpi di Lingkungan TNI
-
Polisi Bantah Isu Penembakan di Desa Selli, Imbau Warga Tak Sebar Hoaks
-
Polisi Periksa 11 Saksi Penembakan Pengacara Senior Rudi S Gani