MAKASSAR, BUKAMATA – Salah satu dari tiga warga yang terkena peluru dari tembakan peringatan polisi, akhirnya meninggal di RS Bhayangkara Polda Sulsel. Anjas (23), mengembuskan nafas terakhir sekitar pukul 16.00 Wita. Dia sempat dirawat 14 jam di rumah sakit milik Polda Sulsel itu.
Penembakan itu diduga dilakukan oknum Polisi Polsekta Ujung Tanah, Minggu dini hari, sekitar pukul 02.00 Wita. Akibat penembakan, kerabat korban sempat mendatangi Polsek Ujung Tanah, memprotes penembakan itu.
Kapolres Pelabuhan, AKBP Kadarislam mengatakan, ada 6 polisi saat ini yang diperiksa Propam Polda Sulsel.
Selain Anjas, ada dua lainnya yang tertembak. Ammar (18), dan Iqbal (22), tertembak di bagian kaki dan sudah dipulangkan usai dirawat di RS Bhayangkara Polda Sulsel.
Ketiganya pemuda Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah. Merasa kesal, ratusan warga Kelurahan Pattingalloang melakukan unjuk rasa di Polsekta Ujung Tanah.
Ketua RW yang juga keluarga korban, Nuraeni membenarkan keluarganya bernama Anjas, meninggal. Akbat tertembak di pelipis dan kepala.
Salah seorang warga di TKP Jalan Barukang 3, ET mengatakan, saat dia keluar rumah melihat ada keributan dan mendengar letusan senjata api. Saat itu, Anjas tersungkur di jalanan dengan kondisi terluka parah kemudian dirinya berusaha menolong korban.
“Tetapi saat itu sekelompok Polisi berpakaian preman datang dan mengeroyok saya, selanjutnya korban Anjas dibawa pergi oleh Polisi tersebut,” kata ET.
Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Muhammad Kadarislam membeber kronologi insiden penembakan ini. Bermula saat salah satu polisi, Bripka UF, menyamar dengan berpakaian preman dan mendatangi permukiman warga di wilayah Kecamatan Ujung Tanah pada Minggu (30/8/2020) dini hari tadi, untuk menyelidiki kasus pengeroyokan.
Saat tiba di lokasi dengan sepeda motor, Bripka UF diteriaki "maling" oleh sekelompok warga. Orang-orang pun bermunculan dan hendak menghakimi Bripka UF. Di saat bersamaan, datang polisi yang tengah berpatroli dan menyelamatkan Bripka UF.
Saat situasi sudah tenang, Bripka UF kembali ke permukiman untuk mengambil sepeda motornya. Namun warga kembali datang dan hendak menyerang Bripka UF.
Banyak warga kembali menyerang. Bripka UF dituduh pencuri. Karena Bripka UF kembali terdesak, polisi kemudian mengeluarkan tembakan peringatan, dan beberapa saat setelahnya dikabarkan 3 warga terkena tembakan.
"Yang 2 ketembak di kaki, satunya di pelipisnya, di kepalanya. Masing-masing 1 kali," imbuhnya.
Para korban, yakni Anjas (23), Ammar (18), dan Iqbal (22), saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar. Anjas, yang terkena tembakan di wajah, saat ini dalam kondisi masih kritis.
Ketua RW 03 Nuraini, (51) yang berada di RS Bhayangkara menyebutkan, dirinya dibangunkan oleh anaknya karena ada suara tembakan. Setelah keluar rumah dan mengecek ke warga, ternyata ada tiga orang yang sudah terluka.
"Kami bawa ke RS Jala Ammari TNI AL tapi di sana ditolak dengan alasan tidak ada yang bisa operasi. Jadi dibantu anggota Bhabinkantibmas, kami bawa korban ke RS Bhayangkara. Sampai di RS Bhayangkara, katanya tidak melayani KIS, saya juga bingung. Akhirnya ada polisi tawari uang Rp2 juta, katanya untuk biaya pengobatan," tutur Nuraini.
Dia menyebut tidak ada tawuran atau bentrokan pada Minggu dini hari. Tiba-tiba saja pemuda yang duduk-duduk di lorong malam mingguan terluka, diduga terkena tembakan.
Enam polisi dilaporkan diperiksa Propam akibat 3 warga di Kota Makassar tertembak saat tembakan peringatan.
"Kita lagi mau dalami dulu peran anggota, kenapa ada masyarakat yang tertembak. Ini lagi didalami dulu," ujar AKBP Muhammad Kadarislam.
Kadarislam bilang, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui dengan pasti penyebab warga tertembak saat ada tembakan peringatan polisi.
"Belum (diketahui sebabnya), kita juga dalami kenapa ada masyarakat yang ketembak, dan anggota-anggota yang tadi malam itu diperiksa sekarang di Propam Polda," katanya.
"Di Polda ada sekitar 6 orang diperiksa," imbuhnya.
TAG
BERITA TERKAIT
-
Diplomat Indonesia Zetro Purba Tewas Ditembak OTK di Peru
-
Lima Pekerja Migran Indonesia Ditembak Otoritas Maritim Malaysia
-
Komisi I DPR RI Dorong Evaluasi Penggunaan Senpi di Lingkungan TNI
-
Polisi Bantah Isu Penembakan di Desa Selli, Imbau Warga Tak Sebar Hoaks
-
Polisi Periksa 11 Saksi Penembakan Pengacara Senior Rudi S Gani