YOGYAKARTA, BUKAMATA - "Saya Bambang Arianto ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong, karena sesungguhnya saya lebih ingin berfantasi swinger secara virtual semata," demikian salah satu potongan pengakuan Bambang Arianto, dalam video yang tersebar luas hari ini, Senin (3/8/2020).
Bambang membuat pengakuan, bahwa riset soal prilaku swinger, hanyalah kedok untuk memuaskan fantasi seks bertukar pasangan atau swinger.
Pria asal Yogya itu mengaku telah melakukan pelecehan seksual dengan kedok melakukan penelitian terkait perilaku swinger. Tak cuma itu, di video tersebut dia juga mengaku telah telah melakukan pelecehan fisik terhadap korban.
Video pengakuan Bambang menjadi viral dan menjadi perbincangan hangat di Yogyakarta. Dalam video tersebut, Bambang Arianto menyatakan telah melakukan pelecehan seksual dengan kedok penelitian terkait swinger.
Tak cuma itu, Bambang juga mengakui bahwa dirinya tak cuma berhenti pada fantasi secara virtual tentang swinger. Dia juga mengakui pernah melakukan pelecehan secara fisik terhadap korbannya, tanpa dijelaskan secara gamblang seperti apa pelecehan fisik yang telah dia lakukan dan kepada berapa korban dia melakukan itu.
"Saya juga pernah melakukan pelecehan secara fisik," ujarnya dalam rekaman tersebut.
Bambang selanjutnya juga meminta maaf kepada para korban. Selain itu dia juga meminta maaf kepada NU dan UGM, karena telah mencatut nama organisasi dan kampus itu saat mencari korban.
"Secara khusus saya meminta maaf kepada seluruh korban baik dari kampus UGM Bulaksumur maupun yang lain yang pernah menjadi korban pelecehan saya baik secara fisik, tulisan maupun verbal sehingga menimbulkan trauma," kata dia.
Salah seorang wanita yang menjadi korban Bambang membeberkan, dia mengenal Bambang sebagai salah satu dosen di kampus Islam yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Suatu hari pak dosen yang kerja di kampus Islam yang juga influencer di Twitter, tampak kalem dan alim ini japri aku. Awalnya nanya soal pengalaman pengalamanku di ICW, kuliahku di luar negeri, tanya soal metodologi riset dan seputar dunia akademis," katanya saat dihubungi wartawan, Senin (3/7/2020).
Awalnya, dia tidak menaruh curiga terhadap Bambang. Namun, lama-kelamaan muncul keanehan-keanehan sehingga dia mulai curiga.
"Dia kemarin jadi dosen, tidak jadi dosennya kan barusan. Jadi selama komunikasi saya positive thinking. Dia dosen, alumni UGM sama dengan saya. Saya ya nggak mikir gimana-gimana, dia nanya teknis penelitian ya saya jawab," ucapnya.
"Saya tegas bilang aku nggak minat karena aku nggak suka temamu. Tapi kalau ngomongin metodologi penelitian ya saya jawab," tegasnya.
Dilansir dari Detik, nama Bambang Arianto muncul sebagai Peneliti Akuntansi Forensik LPPM Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. Bahkan sebutan itu muncul di beberapa media.
"Yang saya perlu klarifikasi, dia memang mencatut sebagaimana pernyataan di video. Dia telah mencatut NU dan UGM," kata Rektor UNU Yogyakarta, Purwo Santoso ketika dihubungi, Senin (3/8/2020).
Purwo pun menjelaskan keterkaitan antara UNU dengan Bambang. Menurut Purwo, Bambang sebatas pengajar tamu dan bukan dosen ataupun karyawan.
Dikatakan Purwo, dia pernah meminta bantuan Bambang yang memiliki kemampuan menulis cukup baik. Bambang diminta membantu untuk program sertifikasi para pengajar di UNU Yogyakarta.
"Dia mahasiswa saya dulu di UGM dan dinilai punya kemampuan yang baik dalam bidang penulisan. Saya mengenalnya sebagai orang dengan prestasi bagus, oleh karena itu itu yang membuat saya berinisiatif memperkenalkan dia ke teman-teman UNU. Yang saya tidak paham, ternyata di balik kemampuan itu ada perilaku seksual yang tidak lazim," urainya.
Namun, klaim sebagai Peneliti Akuntansi Forensik LPPM UNU Yogyakarta, menurut Purwo hanyalah manipulasi Bambang belaka. Di kampusnya tak ada program pendidikan demikian.
"Kita nggak punya jurusan itu. Adanya itu akuntansi dasar. Dia punya klaim tentang itu karena pernah mengajar sesi-sesi tentang itu (forensik akuntansi). Jadi, kita libatkan hanya mendukung kegiatan-kegiatan itu dan itu ikatannya per semester," tutur Purwo.
"Di NU itu kan kiai banyak yang nggak punya gelar sarjana. Orang-orang seperti itu kita masukan ke sesi-sesi dan pada momen seperti itulah dia punya klaim menjadi dosen forensik. Kita nggak punya Prodi Forensik, riset forensik, tapi memang dia punya klaim itu dan dia pernah dilibatkan di dalam sesi-sesi tentang itu," sambung dia.
Ditanya soal tindak lanjut karena pencatutan nama kampus ini, Purwo mengatakan, sejauh ini pihaknya belum memutuskan terkait langkah hukumnya.
"Saya syukuri dia memberikan permintaan maaf. Tapi soal pencatutan dan masalah hukumnya kami masih belum punya keputusan," pungkasnya.
TAG
BERITA TERKAIT
-
Aksi Bejat Nelayan di Bone yang Cabuli Anak Dibawah Umur Berkali-kali
-
Walid di Dunia Nyata, Pimpinan Pesantren di NTB Setubuhi Belasan Santri dengan Modus Mengijazahkan
-
Oknum Guru di Palopo Sodomi Muridnya Berulang Kali
-
Pria di Makassar Nyaris Diamuk Massa Usai Cabuli Empat Anak di Dalam Masjid
-
Cabuli Tiga Santri, Pimpinan Rumah Tahfidz Al-Fatih Gowa Ditangkap