Lurah Panyula Bersama Warga Bersihkan Sampah Sungai yang Viral di Media Sosial
18 Desember 2025 00:47
Banjir bandang bercampur lumpur, menyebabkan sudah 21 orang meninggal. Begini kisah penyelamatan di malam nahas itu.
MASAMBA, BUKAMATA - Senin, 13 Juli 2020. Malam sudah akan beranjak ke dini hari. Hujan terus mengguyur Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara.

Malam itu, Masnah (41) membuka pintu rumahnya. Dia kaget dan panik. Air bercampur lumpur dan material sudah menutup halaman depan rumahnya.
Dia lalu memgambil sepeda motornya. Berusaha melarikan diri menggunakan motor itu. Namun, kondisi air yang semakin deras turut menyeret motornya.
Dia pun turun dari motor dan membiarkan roda duanya itu dibawa arus. Dia terhenyak menyaksikan bagaimana sepeda motor itu terseret arus.
Dalam situasi panik di malam gelap itu, keponakannya datang menolongnya. Membawa Masnah ke perempatan jalan yang letaknya agak tinggi. Keluarga sudah terpencar. Masing-masing menyelamatkan diri.
Di perempatan jalan itu, Masnah melihat kepanikan. Orang-orang berlarian ke sana ke mari. Masnah berlari ke salah satu rumah di perempatan jalan itu, bergelantungan di tiang.
"Saya sendiri posisi sudah menggantung ke rumahnya orang, ada juga yang di bawah kursi, di bawah mobil," kisahnya dikutip dari Detik.
Di tengah kepanikan, Masnah melihat ibunya dibonceng motor oleh keponakannya. Sejak saat itu dia sudah sudah tidak tahu kabar ibu kandungnya.
Besoknya, pada Selasa (14/7/2020), Masnah dan keluarga berusaha mencari keberadaan ibu kandungnya. Namun dia mendapat kabar jika ibu kandungnya sudah meninggal dunia dan berada di rumah sakit.
"Adik saya melihatnya (jenazah ibu) di rumah sakit, sudah mau dibawa. Satu hari adikku, kakakku mencari (ibu kandung saya)," tuturnya.
Banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, sudah merenggut 21 nyawa warga. Sebanyak 16 korban meninggal sudah teridentifikasi dan dibawa ke RSUD Andi Djemma dan RS Hikmah. Lima jenazah lagi ditemukan Tim SAR gabungan di Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara. Sebanyak 4.930 keluarga di 6 kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulsel, terkena dampak.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani mengatakan, persoalan air bersih masih menjadi kendala karena PDAM putus. Kemudian PLN juga sementara perbaikan terus hingga hari ini, jadi listrik belum aktif.
Guna memenuhi kebutuhan air bersih warga, Pemkab Luwu Utara membutuhkan banyak mesin genset untuk menarik air bersih dari sumur-sumur yang tidak terkena dampak banjir bandang.
Pengungsi dari enam kecamatan di Luwu Utara saat ini juga membutuhkan bantuan makanan siap saji. BNPB menyebut sebanyak 4.930 keluarga di enam kecamatan tersebut terdampak banjir.
"Kalau untuk makanan, yang paling dibutuhkan pengungsi saat ini, untuk orang dewasa itu makanan siap santap dulu, seperti roti dan biskuit. Jadi makanan yang tidak perlu diolah lagi. Kebutuhan pengungsi lainnya antara lain kebutuhan khusus untuk perempuan dan balita dan anak-anak. Pakaian juga menjadi kebutuhan," jelas Indah.
18 Desember 2025 00:47
18 Desember 2025 00:02
17 Desember 2025 23:59
17 Desember 2025 19:27
17 Desember 2025 17:15
18 Desember 2025 00:02
18 Desember 2025 00:47