
Pasien Tak Jujur Saat Diagnosa, Tenaga Medis Terancam Covid-19
Pasien yang tidak jujur mengungkap keluhan dan riwayat penyakitnya, kadang jadi bumerang bagi dokter. Mereka pun banyak terpapar Covid-19.
TAKALAR, BUKAMATA - Virus corona atau Covid-19, juga merenggut nyawa tenaga medis. Tercatat sudah 7 dokter yang meninggal akibat terjangkit saat menangani pasien Covid-19. Lantas apa penyebab dokter atau perawat rentan terjangkit virus paling mematikan itu?

Direktur RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar dr Asriadi Ali mengatakan, tenaga medis sangat rentan terjangkit Covid-19, jika saat diagnosa awal, pasien tidak memberikan keterangan secara jujur dan terbuka. Tahapan awal dalam menegakkan diagnosis penyakit pada pasien oleh dokter kata Asriadi, adalah dengan melakukan anamnesis atau wawancara dokter kepada pasien terkait dengan perjalanan penyakit.
“Pertanyaan yang tidak lengkap dari dokter ataukah informasi yang tidak benar yang diberikan oleh pasien, akan berefek pada misdiagnosis, 70-80 persen diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis yang benar,” kata Asriadi, Selasa 24 Maret 2020.
Asriadi bilang, anamnesis adalah history talking yang bertujuan mendapatkan data kesehatan dan permasalahan medis pasien. Anamnesis dapat menentukan perkiraan diagnosa atau masalah medis apa yang dihadapi pasien.
“Hal inilah yang sangat penting terutama menegakkan diagnosis Covid 19. Pasien harus jujur kalau mau bantu kami tenaga medis di rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan lainnya,” kata Asriadi.
Ketua KNPI Takalar itu menambahkan, kejujuran pasien terkait kapan mulai sakit, gejalanya, riwayat bepergian dan riwayat pengobatan itu penting sekali buat dokter.
"Pasien jujur memberikan informasi, akan menyelamatkan diri anda sendiri sebagai pasien dan menyelamatkan tenaga medis," tegasnya.
Sebagai contoh sambung Asriadi, pasien datang dengan keluhan utama panas badan, maka dokter akan mengarahkan pertanyaan selanjutnya kepada diagnosa yang ada hubungannya dengan panas badan, seperti apakah habis melakukan perjalanan ke daerah transmisi Covid-19, apakah ada orang terdekat yang menderita keluhan serupa dan sebagainya.
Asriadi mengharapkan, agar pasien jangan risih untuk diisolasi atau pun diperlakukan serba hati-hati, karena standar operasional prosedur (SOP) pasien Covid-19 berbeda dengan pasien lain yang tingkat penularannya tidak mudah.
Selama ini kata dia, pasien banyak menyembunyikan riwayat perjalanan yang menjadi penyebab terpapar Covid 19 sehingga membahayakan juga tenaga medis.
“Semoga masyarakat bisa memahami ini sebagai seruan untuk jujur dalam memberikan informasi, lagi-lagi saya sampaikan bahwa terinfeksi Covid 19 itu bukan aib dan ini kita harus putus rantai penularannya dengan penanganan yang tepat,” pungkasnya.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47
Berita Populer
23 Oktober 2025 10:30
23 Oktober 2025 12:51
23 Oktober 2025 10:56
23 Oktober 2025 11:45