Gerak Cepat DPRD dan Pemkot Sepakati KUA PPAS 2026, APBD Diproyeksi Rp5,1 Triliun
18 November 2025 17:49
Kemampuan finansial Freeport memungkinkan perusahaan tersebut menjaga roda ekonomi tetap bergerak meski tambang belum beroperasi normal.
MAKASSAR, BUKAMATANEWS – Kebijakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang mendorong PT Freeport Indonesia (PTFI) menyerap konsentrat tembaga milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mendapat dukungan dari akademisi lintas disiplin ilmu di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Langkah ini dinilai tepat untuk menjaga keberlanjutan operasional smelter Freeport sekaligus memastikan hilirisasi berjalan meski pasokan bahan baku terganggu.

"Jadi kan industri smelter-nya Freeport itu kan bahan baku tidak ada, sementara smelter sudah siap. Ya pasti dia harus ambil material dari AMNT. Kebijakan pemerintah ini tepat dilakukan supaya memutar roda perekonomian," ujar pakar energi yang juga Dosen Universitas Muslim Indonesia Makassar, Syarifuddin dalam diskusi bertema "Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran dari Sudut Pandang Energi" di Makassar, Sulsel, Senin, 17 November 2025.
Syarifuddin menjelaskan bahwa pemerintah telah lama membatasi ekspor bahan mentah, sehingga pemanfaatan fasilitas pengolahan dalam negeri menjadi semakin penting. Menurutnya, langkah Freeport mengolah konsentrat milik perusahaan lain justru menunjukkan adanya fleksibilitas industri dalam negeri menghadapi situasi darurat.
Selain menjaga operasi industri, kebijakan ini dinilai mendukung agenda hilirisasi yang terus didorong pemerintahan Prabowo-Gibran. Dengan konsentrat yang diolah di dalam negeri, kata Syarifuddin, nilai tambah ekonomi bisa lebih besar karena pajak, serapan tenaga kerja, dan aktivitas industri tetap berlangsung.
"Hilirisasi itu pasti nilai tambah. Kan nilai tambah produknya lebih bagus lagi. Jadi pajak juga masuk ke negara lebih banyak," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Lembaga Studi Kebijakan Publik, M. Kafrawy Saenong, menilai pemanfaatan fasilitas smelter yang tersedia di dalam negeri merupakan langkah logis, terutama setelah tambang Grasberg milik Freeport mengalami longsor sehingga pasokan bahan baku tersendat. Menurut dia, pemerintah tidak boleh membiarkan fasilitas pengolahan nasional berhenti beroperasi.
"Kalau pemerintah memanfaatkan kemampuan fasilitas dalam negeri, tentu itu sebagai hal yang sangat menggembirakan. Karena pemerintah tidak perlu capek-capek mencari pembeli di luar sana, tapi kita bisa mendayagunakan, memanfaatkan potensi-potensi yang ada," kata Kafrawy.
la menjelaskan, kerja sama Freeport dan PT AMNT merupakan bentuk kolaborasi yang semestinya dilakukan secara terbuka demi menjaga keberlanjutan sektor energi dan pertambangan. la mendorong model kerja sama serupa terus diperluas, terutama untuk menghadapi situasi darurat pasokan atau gangguan operasional
"Apa yang terjadi di misalnya PT AMNT, kemudian mereka saling menutupi dengan PT Freeport, itu adalah kolaborasi yang tidak harus ditutupi, bahkan harus dibuka seluas-luasnya sehingga pemerintah bisa memberikan keberlanjutan kerja-kerja energi yang ada di Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, pakar Ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Sutardjo Tui, menilai bahwa upaya Freeport membeli konsentrat dari AMNT penting jika dikaitkan dengan stabilitas tenaga kerja dan keberlanjutan aktivitas industri di Mimika. Menurut dia, dalam situasi darurat pasokan, keputusan untuk membeli konsentrat justru dapat mengurangi potensi guncangan ekonomi di daerah.
"Kalau misalnya defisitnya kecil, nggak usah berputar. Tapi kalau dia punya impact, tenaga kerja, apa semua, itu harus dibantu. Dan dia bisa itu, karena uangnya banyak," tegasnya.
Ia menilai bahwa kemampuan finansial Freeport memungkinkan perusahaan tersebut menjaga roda ekonomi tetap bergerak meski tambang belum beroperasi normal. Karena itu, ia menilai kebijakan pemerintah mendorong kolaborasi antara Freeport dan AMNT merupakan langkah realistis dalam menjaga stabilitas sektor pertambangan ekonomi daerah.
Seperti diketahui, aktivitas tambang Freeport di Grasberg mengalami kendala akibat longsor beberapa waktu lalu. Dampaknya, smelter Freeport di Gresik kekurangan pasokan bahan baku. Pada saat yang sama, smelter milik AMNT tidak bisa beroperasi karena kondisi kahar, sehingga perusahaan tidak bisa mengolah konsentratnya dan berencana melakukan ekspor.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia lantas mendorong PT AMNT melakukan kerja sama bisnis terkait penjualan konsentrat tembaga ke smelter milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Dengan demikian, smelter tembaga PTFI masih tetap bisa beroperasi dengan pasokan konsentrat tembaga dari Amman Mineral. Di sisi lain, Amman Mineral nantinya tidak perlu mengekspor konsentrat tembaganya. (*)
18 November 2025 17:49
18 November 2025 16:42
18 November 2025 16:36
18 November 2025 16:26
18 November 2025 09:19
18 November 2025 16:26
18 November 2025 09:33
18 November 2025 07:22
18 November 2025 16:42