JAKARTA,, BUKAMATANEWS - Puncak gebyar ABG, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrara menerima kunjungan pengusaha Malaysia dan China.
Pertemuan digelar di Kantor BPOM Jl Percetakan Negara, Jakarta, Minggu 16 November 2025. Kedatangan delegasi pengusaha obat, makanan dan pangan olahan dari Malaysia dan China untuk menjajaki investasi di Tanah Air.
"Hasil diskusi tadi nilainya estimasi Rp 10 hingga 15 triliun jika terealisasi,” kata Taruna usai pertemuan.
Delegasi terdiri dari 10 pengusaha Malaysia dan 5 dari China dipimpin Yang Mulia Tengku Dato’ Dr. Hishammuddin Zaizi bin Y.A.M Tengku Bendahara Azman Shah Alhaj.
Dr Hishamuddin adalah tokoh Selangor Malaysia yang aktif dalam berbagai bidang, termasuk kepemimpinan korporat, filantropi, dan pengembangan masyarakat.
YM Dato Hishammuddin saat ini menjabat sebagai Presiden Dewan Direksi di Kruniverse Sdn Bhd dan juga berperan dalam membantu mengembangkan merek-merek Malaysia secara global melalui organisasinya.
Selain itu, beliau juga terlibat dalam inisiatif sosial, seperti menjadi bagian dari organisasi yang mendukung tujuan amal.
Taruna Ikrar didampingi Staf Khusus BPOM RI dr Wachyudi Muchsin dan sejumlah pejabat BPOM.
Satu per satu delegasi memamerkan produknya yang sudah beredar secara global maupun produk yang akan diproduksi secara massal setelah investasi di Tanah Air.
Taruna berkomitmen membantu perizinan di Tanah Air. Pertemuan ini di sela-sela acara Business Matching dan Networking BPOM. Business Matching dan Networking rangkaian kegiatan Gebyar ABG [Academia, Business, Goverment] BPOM RI sejak Sabtu 15 November.
“Kegiatan ini mempertemukan peserta dari berbagai negara dan perguruan tinggi nasional untuk menjajaki ide, riset, dan peluang bisnis yang dapat mendorong daya saing nasional,” kata Taruna.
Tujuan utamanya mempertemukan ide, riset, dan peluang bisnis.Mendorong inovasi dan kemandirian nasional melalui kolaborasi lintas sektor.
Membuka ruang kolaborasi antara BPOM, pelaku usaha, dan perguruan tinggi. Memperkuat daya saing bangsa.
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, Prof Dr Harun Joko Prayitno M.Hum, sangat mengapresiasi acara Gebyar Academia Business and Government Collaboration (ABG) sebagai bagian refleksi satu tahun Asta Cita pemerintahan Prabowo–Gibran.
Acara ini digelar di halaman Kantor Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI, Jl Percetakan Negara, Jakarta, Sabtu-Minggu (15-16/11/2025).
Prof Harun menyebut 20 rektor perwakilan perguruan tinggi di Indonesia hadir langsung di acara tersebut.
Dari Makassar turut hadir delegasi Rektor Unhas dan Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin Makassar, Dr. dr. Dewi Setiawati, Sp.OG., M.Kes mewakil Rektor UIN Alauddin.
Mr Dmytro Baskakov, Perwakilan Perusahaan Global Age Management Alliance Amerika Serikat, mewakili unsur pelaku usaha ikut meneken kerja sama dengan delegasi lintas kampus di Indonesia di Gedung Merah Putih BPOM RI.
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka membuka acara secara daring. Gibran secara khusus mengapresiasi inisiatif dan program BPOM RI sebagai regulator pengawasan obat dan makanan di bawah kepemimpinan Taruna Ikrar.
BPOM RI di bawah Taruna Ikrar mempercepat proses registrasi obat inovatif melalui mekanisme reliance, yaitu pengakuan hasil evaluasi dari otoritas negara rujukan.
Dengan sistem ini, evaluasi yang semula memakan waktu 300 hari kini dapat dipangkas menjadi 120 hari, bahkan tengah diupayakan 90 hari. Salah satu contoh nyata adalah izin edar obat fezolinetant yang selesai hanya dalam 54 hari kerja.
Selain itu, BPOM mendorong penggunaan bahan baku lokal, khususnya garam farmasi, melalui program BPOM Bergerak FAST (Fix Aman, Standar Terjaga).
Program ini menargetkan kemandirian pasokan garam farmasi dalam negeri, dengan kebutuhan nasional mencapai 7.700 ton per tahun.
Beberapa industri garam lokal yang telah memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kini siap memasok kebutuhan farmasi dan pangan nasional, sehingga mereduksi ketergantungan impor.
Taruna Ikrar juga menyetujui registrasi ulang 915 obat generik untuk mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Ia juga konsisten mendorong pengembangan obat berbasis bahan alam menjadi fitofarmaka agar menjadi produk yang lebih terstandardisasi dan berdaya saing tinggi.
Taruna Ikrar juga menempatkan transformasi pelayanan publik sebagai prioritas. BPOM meluncurkan layanan jemput bola, salah satunya melalui program Proaksi Berpadu, yang telah mendampingi hampir 5.000 pelaku usaha dan peneliti, serta menghasilkan lebih dari 28.000 nomor izin edar.
Secara keseluruhan, sejak Agustus 2024, BPOM telah menerbitkan 204.430 izin edar, meliputi 5.070 produk obat, 4.669 obat tradisional, 1.274 suplemen kesehatan, 378 obat kuasi, 127.144 kosmetik, dan 65.895 pangan olahan.
Percepatan layanan juga diterapkan dalam uji praklinik/klinik. Hingga Februari 2025, BPOM telah menyelesaikan evaluasi 130 protokol uji praklinik/klinik OBA, dengan dukungan regulasi yang lebih sederhana, pendampingan penyusunan protokol, dan peningkatan kompetensi peneliti.
Berbagai upaya yang dilakukan BPOM tidak hanya memberi kemudahan bagi pelaku usaha, tetapi juga mempercepat hadirnya produk-produk aman dan bermutu ke tangan masyarakat.
“Regulasi tidak boleh menjadi penghambat, tetapi harus menjadi jembatan agar rakyat segera menikmati produk yang sehat, aman, dan berkualitas,” tegas Taruna Ikrar.
Selain percepatan layanan, pengawasan dan penindakan terhadap produk ilegal turut diperkuat. BPOM mengembangkan pemetaan data kerawanan kejahatan obat dan makanan, serta meningkatkan patroli siber untuk memberantas peredaran produk berbahaya di platform digital.