Redaksi : Minggu, 16 November 2025 18:23

MAKASSAR,BUKAMATANEWS — Suasana puncak HUT ke-6 Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia di Hotel Horison, Makassar, Minggu (16/11/2025), mendadak membara ketika Ketua Umum Gelora Anis Matta mengambil alih panggung dalam talkshow bertajuk “Rumah untuk Semua”.

Di hadapan ribuan kader dan simpatisan, Anis menyampaikan seruan penuh energi tentang arah perjuangan partai dan tantangan besar yang menanti bangsa.

Acara tersebut menjadi penanda peluncuran program-program prioritas Gelora menuju agenda politik 2026, sekaligus mempertegas posisi partai sebagai ruang aspirasi publik yang inklusif dan terbuka.

Dalam pemaparannya, Anis mengulas teori revolusi politik serta membaca ulang pola historis siklus kepemimpinan yang kerap menjadi penanda perubahan besar suatu bangsa. Ia menyinggung berbagai analisis geopolitik yang menyiratkan hadirnya krisis global baru.

“Banyak analisis yang saya dengar dan saya baca menunjukkan bahwa akan ada perang yang lebih besar pada waktu yang tepat — dan waktunya kini terasa semakin dekat,” tegas Anis.

“Karena itu, sambil saudara memikirkan kursi tahun 2029, saya ingin mengatakan: bersiaplah untuk hal-hal yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan.”

Ia menekankan bahwa Gelora tidak boleh terjebak pada pola kerja konvensional seperti umumnya partai politik. Menurutnya, dunia sedang memasuki fase “musim dingin geopolitik” yang mulai bergerak ke Asia Tenggara.

Gelora, katanya, sejak awal lahir dari kesadaran geopolitik bahwa Indonesia harus siap menghadapi krisis sistemik berskala global.

Anis juga menyoroti Pemilu 2029 sebagai momen kunci perjalanan bangsa. Bertepatan dengan 30 tahun Reformasi — yang bermula setelah lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 — ia menilai tahun 2029 menjadi titik refleksi penting, baik bagi demokrasi Indonesia maupun arah politik pasca-reformasi.

Di tengah dinamika tersebut, Anis memetakan tiga skenario global yang menurutnya berpotensi mengguncang dunia dalam beberapa tahun ke depan: perang, revolusi sosial, dan krisis ekonomi berkepanjangan. Ketiga skenario itu, menurutnya, menuntut strategi politik yang jauh lebih matang, adaptif, dan visioner.

“Kalau kita membaca kembali manifesto partai ini, sejak awal kita sadar bahwa kita sedang menuju masa krisis besar. Musim dingin geopolitik itu kini sedang menuju Asia Tenggara. Maka, kita harus siap menghadapi perubahan besar yang mungkin datang,” ujarnya.

Puncak perayaan HUT ke-6 Gelora ditutup dengan seruan Anis yang menyulut semangat para kader: membangun kesiapan menghadapi tantangan global dan memanfaatkan momentum politik menuju Pemilu 2029 sebagai pintu masuk perubahan besar bagi Indonesia.

Dengan nada optimis, ia menegaskan bahwa kemenangan 2029 bukan hanya tujuan elektoral, tetapi bagian dari misi menghadapi perubahan dunia yang sedang bergerak cepat.

TAG

BERITA TERKAIT