NEW YORK, BUKAMATANEWS — Zohran Mamdani, politisi sosialis demokrat berusia 34 tahun, telah mengukir sejarah sebagai Wali Kota New York terpilih termuda dalam lebih dari satu abad dan menjadi Muslim pertama yang memimpin pusat bisnis terbesar Amerika Serikat tersebut. Mamdani memenangkan pemilihan wali kota pada 5 November, menggantikan Eric Adams yang mengundurkan diri, dengan meraih 50,5 persen suara dari total 85 persen suara yang masuk, mengalahkan pesaingnya, Andrew Cuomo (independen) dan Curtis Sliwa (Republik).
Kemenangan bersejarah ini segera diwarnai oleh kritik tajam. Retorika kampanye Mamdani terkait konflik Israel dan dugaan genosida di Gaza memicu tuduhan bahwa ia adalah seorang anti-Semit atau anti-Yahudi.
Komitmen Tegas terhadap Komunitas Yahudi
Menanggapi kontroversi ini, Mamdani memberikan pernyataan tegas. Ia menekankan bahwa dirinya memandang serius isu anti-Semitisme di New York, kota yang memiliki populasi komunitas Yahudi terbesar di Amerika Serikat.
"Saya menegaskan bahwa Balai Kota di bawah kepemimpinan saya akan berdiri teguh bersama warga Yahudi New York dalam memerangi wabah anti-Semitisme di seluruh kota," ujar Mamdani pada hari pengumuman kemenangannya. Pernyataan ini memastikan bahwa pemerintahannya akan menjadi rumah yang aman dan inklusif bagi semua warga, termasuk komunitas Yahudi.
Adu Mulut dengan ADL dan Serangan Trump
Namun, komitmen Mamdani tidak menghentikan organisasi advokasi berpengaruh, Anti-Defamation League (ADL), untuk menyuarakan keberatannya. Presiden ADL, Jonathan Greenblatt, secara terbuka mengkritik hasil pemilu tersebut dan memperingatkan bahwa mereka akan "menghadapi empat tahun ke depan dengan tekad yang kuat" terhadap masa jabatan Mamdani.
Mamdani menanggapinya dengan santai namun menusuk. Ia menyatakan bahwa siapa pun bebas menilai kinerja pemerintahannya, tetapi ia meragukan objektivitas Greenblatt. Keraguan ini didasarkan pada insiden sebelumnya di mana Greenblatt pernah membuat tuduhan keliru yang harus ia koreksi sendiri, yakni klaim bahwa Mamdani tidak pernah mengunjungi sinagoga.
Di sisi lain panggung politik, Presiden Donald Trump juga berulang kali menyerang Mamdani selama masa kampanye. Trump mendesak warga Yahudi New York untuk memberikan suara kepada Cuomo, bahkan mencap pemilih Mamdani sebagai "orang bodoh" dan mengklaim kemenangan politisi kelahiran Uganda tersebut akan mengubah New York menjadi negara sosialis komunis.
Mamdani lahir pada 18 Oktober 1991, putra dari akademisi Uganda Mahmood Mamdani dan produser film India Mira Nair. Kini, ia memegang jabatan Wali Kota New York dengan janji untuk memimpin di tengah tantangan politik dan keragaman demografi yang kompleks.
Andi Nurul Aimmah Danial