Redaksi : Selasa, 22 Juli 2025 19:50
Pengungsi Afghanistan yang kembali setelah melarikan diri dari Iran untuk menghindari deportasi dan konflik berkumpul di fasilitas UNHCR dekat perlintasan Islam Qala di provinsi Herat barat, (Tangkapan layar Aljazera tv)

TAHERAN , BUKAMATANEWS — Gelombang pemulangan paksa terhadap pengungsi dan migran Afghanistan dari Iran terus berlangsung. Sejak berakhirnya perang 12 hari antara Iran dan Israel pada 24 Juni lalu, lebih dari 410.000 warga Afghanistan telah diusir dari wilayah Iran.

Badan Migrasi Internasional (IOM) mencatat bahwa sepanjang tahun 2025 ini saja, lebih dari 1,5 juta pengungsi dan migran asal Afghanistan telah dipulangkan dari Iran. Palang Merah bahkan memperkirakan jumlah ini bisa bertambah satu juta orang lagi sebelum akhir tahun.

Iran yang selama puluhan tahun menjadi tempat perlindungan bagi warga Afghanistan, kini meningkatkan kebijakan pengusiran secara drastis. Hal ini dipicu oleh perang dengan Israel yang menewaskan lebih dari 1.000 orang di Iran—sebagian besar warga sipil.

Sebagai langkah lanjutan, Iran sedang membangun tembok raksasa di sepanjang perbatasan timur yang berbatasan langsung dengan Afghanistan dan Pakistan. Proyek ini dimaksudkan untuk menghentikan aliran migran ilegal serta penyelundupan narkoba dan bahan bakar.

Parlemen Iran juga tengah menggodok pembentukan lembaga nasional migrasi untuk memperketat pengawasan dan penanganan migrasi tidak teratur.

“Saya takut,” ujar Ahmad* (27), seorang migran Afghanistan tanpa dokumen resmi yang telah tinggal di Iran selama empat tahun. Ia bekerja serabutan di sektor konstruksi sebelum akhirnya menjadi penjaga sebuah bangunan tua di Teheran barat.

Dengan nilai mata uang Iran yang terus melemah, upah Ahmad hanya sekitar 80 dolar AS per bulan. Karena status ilegalnya, gajinya tidak bisa ditransfer ke rekening atas namanya sendiri dan harus dikirim ke rekening warga Iran.

“Kami merasa seperti jadi sasaran empuk. Kami tidak punya banyak pilihan,” ungkap Ahmad dengan nada putus asa.

*Nama disamarkan untuk melindungi identitas.

TAG

BERITA TERKAIT