Redaksi : Jumat, 11 Juli 2025 13:16
Kepala Sentra Wirajaya Makassar, Nur Alam

MAKASSAR, BUKAMATANEWS - Sebanyak 150 siswa dari jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan segera memulai proses belajar di Sekolah Rakyat Makassar, sebuah program pendidikan berbasis asrama yang dirancang khusus untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu. Kegiatan pembelajaran perdana dijadwalkan dimulai pada 14 Juli 2025 mendatang di kawasan Salodong, Kelurahan Untia, Kota Makassar.

Program ini merupakan bagian dari inisiatif nasional yang diluncurkan serentak di 63 lokasi seluruh Indonesia. Kepala Sentra Wirajaya Makassar, Nur Alam, menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan hasil kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Sosial, Kementerian PUPR, Badan Pusat Statistik (BPS), serta berbagai instansi lainnya.

“Ini adalah langkah strategis negara untuk menjamin akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari latar belakang prasejahtera, dengan pendekatan holistik dan berbasis karakter,” ungkap Nur Alam.

Sekolah Rakyat Makassar akan menerapkan sistem boarding school dengan kapasitas awal 150 siswa, terdiri atas 100 siswa laki-laki dan 50 perempuan. Seluruh siswa akan tinggal di asrama dengan fasilitas terpisah berdasarkan gender. Mereka juga akan mendapatkan makanan tiga kali sehari, dua kali snack, serta perlengkapan sekolah seperti seragam dan alat tulis secara gratis dari pemerintah.

Sebanyak 13 tenaga pengajar, termasuk kepala sekolah, telah disiapkan untuk mengajar dan membimbing para siswa. Seluruh guru merupakan lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan dipilih langsung oleh Kementerian Sosial.

“Para guru tidak hanya mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendamping dan pembimbing dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan asrama,” jelasnya.

Setiap rombongan belajar akan diisi oleh 25 siswa, dan untuk tahun pertama, pembelajaran dimulai dari kelas 1 SMP. Ke depan, jika lahan tambahan tersedia, sistem ini akan diperluas hingga mencakup jenjang SD dan SMA.

Lebih dari sekadar pendidikan akademik, Sekolah Rakyat juga menekankan pendidikan karakter, penguatan nilai-nilai sosial, serta pendampingan emosional melalui wali siswa yang ditugaskan khusus dalam setiap kelompok.

"Asrama bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga ruang pembinaan yang menumbuhkan kemandirian, disiplin, dan solidaritas di antara siswa," tambah Nur Alam.

Sebelum siswa diterima, mereka harus melalui proses seleksi ketat, termasuk asesmen lapangan dan home visit oleh tim gabungan dari Kementerian Sosial, Sentra Wirajaya, BPS, dan PUPR. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa hanya anak-anak dari keluarga miskin yang benar-benar layak yang diterima dalam program ini.

“Kami ingin memastikan program ini tepat sasaran. Pendaftar dari keluarga mampu kami coret setelah verifikasi lapangan,” tegas Nur Alam.

Meskipun pendaftaran dilakukan secara daring, panitia tetap menaruh perhatian besar pada keakuratan data. Setiap calon siswa yang lolos merupakan mereka yang benar-benar membutuhkan dukungan negara.

“Semangat dari Sekolah Rakyat adalah memberikan kesempatan kedua bagi anak-anak yang selama ini tertinggal secara pendidikan,” tutup Nur Alam.

Dengan dukungan berkelanjutan dari pemerintah daerah dan masyarakat, program Sekolah Rakyat diharapkan dapat terus diperluas sehingga lebih banyak anak Indonesia mendapat akses pendidikan yang inklusif, bermakna, dan penuh kasih.