Dewi Yuliani : Kamis, 10 Juli 2025 15:39
Donald Trump

BUKAMATANEWS - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif impor baru terhadap delapan negara. Negara-negara tersebut yakni Brasil, Sri Lanka, Aljazair, Brunei, Irak, Libya, Moldova, dan Filipina.

Langkah ini disampaikan lewat surat resmi yang dikirim ke lebih dari 20 negara sepanjang pekan ini. Tarif yang dikenakan bervariasi, mulai dari 20-50 persen tergantung pada negara yang bersangkutan.

Filipina dikenakan tarif sebesar 20 persen; sementara Brunei, Libya, dan Moldova menerima tarif 25 persen. Aljazair, Sri Lanka, dan Irak mendapat tarif sebesar 30 persen.

Sementara itu, Brasil menjadi negara dengan beban tarif tertinggi, yaitu 50 persen. Trump mengunggah surat-surat tarif tersebut di platform media sosial Truth Social.

Unggahan tersebut dilakukan setelah berakhirnya masa negosiasi 90 hari yang sebelumnya dimulai dengan tarif dasar sebesar 10 persen. Negara-negara masih diberi waktu tambahan untuk bernegosiasi hingga tenggat 1 Agustus.

Namun, Trump menegaskan tidak akan ada perpanjangan waktu lebih lanjut bagi negara-negara yang telah menerima surat tersebut. Langkah pengenaan tarif ini dinilai sebagai upaya Trump untuk menekan negara-negara tersebut agar menyepakati perjanjian dagang baru.

Sejauh ini, pemerintahan Trump baru menyelesaikan dua kesepakatan dagang, yaitu dengan Inggris dan Vietnam. Namun sejumlah negosiasi perdagangan global masih berlangsung dan diperkirakan akan terus memengaruhi arah kebijakan ekonomi AS ke depan.

50 Persen untuk Tembaga

Trump mengumumkan tarif baru sebesar 50 persen untuk tembaga. Kebijakan tarif baru tersebut akan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 mendatang.

Kebijakan ini bertujuan mendorong pengembangan industri tembaga dalam negeri. Industri tersebut dianggap sangat penting bagi sektor pertahanan, elektronik, dan otomotif.

"Tembaga sangat penting untuk semikonduktor, pesawat terbang, kapal, amunisi, pusat data, baterai lithium-ion, sistem radar, sistem pertahanan rudal, dan bahkan senjata hipersonik, yang saat ini sedang kami produksi dalam jumlah banyak," kata Trump dalam unggahan di Truth Social.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi Trump dalam menetapkan tarif sectoral. Sebelumnya, Trump memberlakukan tarif tinggi pada industri baja dan aluminium.

Para ekonom telah memperingatkan bahwa kebijakan seperti ini akan berdampak pada naiknya harga barang bagi konsumen Amerika. Negara-negara yang paling terdampak oleh tarif baru ini adalah Chili, Kanada, dan Meksiko.

Ketiga negara tersebut merupakan pemasok utama tembaga olahan, paduan tembaga, dan produk turunannya ke pasar AS. Berdasarkan data dari Biro Sensus AS, ketiga negara tersebut menguasai sebagian besar pasar ekspor tembaga ke Amerika.

Pemerintah ketiga negara menyampaikan bahwa ekspor tembaga mereka tidak mengancam kepentingan nasional Amerika dan seharusnya dibebaskan dari tarif. Ketiganya memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan AS, yang seharusnya memberikan perlindungan dari kebijakan dagang semacam ini. (*)