Redaksi
Redaksi

Minggu, 01 Desember 2024 17:22

The Samdhana Institute Fasilitasi Perumusan Rencana Aksi Inklusif untuk Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim di Kabupaten Luwu

The Samdhana Institute Fasilitasi Perumusan Rencana Aksi Inklusif untuk Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim di Kabupaten Luwu

Rencana aksi yang dihasilkan bertujuan untuk mengintegrasikan kebutuhan kelompok rentan, khususnya penyandang disabilitas, dalam kebijakan dan program terkait bencana dan perubahan iklim. Dengan catatan sejarah bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung, serta peningkatan signifikan Indeks Risiko Bencana (IRB) Kabupaten Luwu, pendekatan kolaboratif menjadi sangat penting.

LUTRA, BUKAMATANEWS – The Samdhana Institute baru-baru ini memfasilitasi perumusan rencana aksi bersama di Warkop Wija To Luwu untuk meningkatkan peran penyandang disabilitas dalam penanggulangan bencana dan mitigasi perubahan iklim. Kegiatan ini melibatkan berbagai stakeholder, termasuk BPBD, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Kominfo, DPD PPDI Provinsi Sulawesi Selatan, DPC PPDI Kabupaten Luwu, serta perwakilan media, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil.

Rencana aksi yang dihasilkan bertujuan untuk mengintegrasikan kebutuhan kelompok rentan, khususnya penyandang disabilitas, dalam kebijakan dan program terkait bencana dan perubahan iklim. Dengan catatan sejarah bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung, serta peningkatan signifikan Indeks Risiko Bencana (IRB) Kabupaten Luwu, pendekatan kolaboratif menjadi sangat penting.

“Rumusan dari diskusi kelompok sudah memuat hasil pikiran dan kesesuaian dengan peran masing-masing lembaga yang hadir. Nantinya, dokumen ini akan kami serahkan kepada Pemda Luwu sebagai masukan dalam menyusun kebijakan dan program penanggulangan bencana yang inklusif dan adaptif,” ujar Basri Andang, Ketua Dewan Pengurus Perkumpulan Wallacea dan Koordinator Wilayah V DPD PPDI Sulsel.

Narasumber dalam kegiatan ini termasuk Fhalupy Mahmud (Ketua PPDI Sulsel), Dr. Abdul Rahman Nur (Pembantu Rektor IV Unanda), Ida Sapitri, S.E., M.M. (Kabid PPKLH DLH Luwu), Basir, S.Sos. (Kabid Analisis Kebencanaan BPBD Luwu), dan Andi Sri Rahayu (Ketua Forhati Luwu). Pembahasan mencakup berbagai strategi seperti pelibatan disabilitas dalam penanganan bencana, peran strategis pemerintah daerah dan desa, serta peluang pelibatan disabilitas dalam program pro-iklim.

Basri menambahkan, kegiatan ini juga membuka ruang komunikasi antara pemda dan penyandang disabilitas. Harapannya, rumusan yang dihasilkan dapat membantu Pemda Luwu dalam menciptakan sistem penanganan bencana dan perubahan iklim yang lebih inklusif dan adaptif, mengacu pada prinsip “No One Left Behind” dari SDGs.

“Partisipasi aktif penyandang disabilitas dalam proses ini penting untuk memastikan tidak ada yang terabaikan,” tegas Basri, yang juga sebagai pelaksana program dari The Samdhana Institute.

#LUwu #Luwu Utara