Redaksi : Senin, 18 November 2024 21:15

MANILA, BUKAMATANEWSFilipina kembali dilanda bencana setelah topan dahsyat Man-Yi menyebabkan banjir bandang di wilayah utara negara tersebut, Senin (18/11). Luapan air dari Bendungan Magat membuat Sungai Cagayan dan anak sungainya meluap, merendam ribuan rumah dan infrastruktur di berbagai wilayah, termasuk Kota Ilagan di Provinsi Isabela dan Tuguegarao di Provinsi Cagayan.

Setidaknya 500 rumah di Kota Ilagan terendam, dengan atap-atap terlihat menyembul dari air berwarna cokelat. Gedung-gedung dan jalanan di Kota Tuguegarao juga tergenang parah, memutus akses masyarakat di daerah tersebut.

Ketua Komite Kesiapsiagaan Bencana Kota Ilagan, Jun Montereal, menyampaikan kekhawatirannya atas kondisi Bendungan Magat yang terus meluap. Ia memperingatkan potensi bencana besar jika aliran air dari bendungan tidak dapat dikendalikan.

“Jika air dari Bendungan Magat terus mengalir dari semua tujuh pintunya, kota Ilagan mungkin akan terhapus dari peta karena banjir,” ujar Montereal.

Sementara itu, Carlo Ablan, pengawas operasi di sekitar Bendungan Magat, menjelaskan bahwa pelepasan air dari bendungan dilakukan untuk mencegah dinding bendungan jebol, yang dapat menimbulkan kerusakan lebih besar.

“Skenario terburuk adalah bendungan runtuh. Itu akan menjadi masalah yang jauh lebih besar,” tegas Ablan.

Topan Man-Yi telah merenggut setidaknya delapan nyawa sepanjang akhir pekan, termasuk seorang pria 79 tahun di Camarines Norte yang tewas akibat kecelakaan sepeda motor. Tujuh orang lainnya tewas akibat tanah longsor yang mengubur rumah mereka di Nueva Vizcaya, sementara tiga lainnya mengalami luka-luka.

Dengan kecepatan angin mencapai 185 kilometer per jam, Man-Yi menghantam daratan di Kota Panganiban, Provinsi Catanduanes, pada Sabtu (16/11) malam. Meski mulai menunjukkan pelemahan, topan ini telah menyebabkan kerusakan signifikan di pulau utama Luzon.

Tim tanggap darurat kini fokus mempercepat evakuasi warga terdampak, terutama di sekitar Bendungan Magat dan daerah rawan longsor. Pemerintah Filipina juga memperingatkan risiko lanjutan, seperti tanah longsor dan banjir susulan, mengingat curah hujan yang masih tinggi.

Banjir bandang kali ini menambah daftar panjang bencana yang melanda Filipina, negara kepulauan yang sering diterjang topan. Komitmen bersama untuk mitigasi bencana dan pemulihan kini menjadi tantangan utama bagi pemerintah dan masyarakat setempat.