Tak Ingin Lorong Wisata Hilang, Warga Labuang Baji Satu Gerakan Dukung INIMI
10 Oktober 2024 00:38
Anies akan mendapatkan panggung jika terpilih sebagai gubernur Jakarta sebagai modal Pilpres 2029. Sehingga, ia menilai kondisi demikian bisa terjadi relasi yang negatif antara Istana yakni Prabowo Subianto dengan PDIP nantinya.
BUKAMATA - Pengamat politik dari lembaga Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai langkah Anies Baswedan gagal diusung PDIP di Pilgub DKI Jakarta lantaran ada kekhawatiran akan maju lagi di Pilpres 2029.
Menurutnya, Anies akan mendapatkan panggung jika terpilih sebagai gubernur Jakarta sebagai modal Pilpres 2029. Sehingga, ia menilai kondisi demikian bisa terjadi relasi yang negatif antara Istana yakni Prabowo Subianto dengan PDIP nantinya.
"Faktor eksternal karena ada kekhawatiran kalau Anies ini dimajukan juga akan ada relasi yang negatif dengan Istana, dalam konteks ini bukan saja Istana Merdeka tapi juga Istana Hambalang ya. Karena Anies berisiko ya menjadi lawan Prabowo di 2029 kalau tetap mendapat panggung di Jakarta," kata Agung dilansir CNN, Kamis (29/8/24).
Tak hanya itu, menurut Agung Anies masih menjadi sosok kontroversial di internal PDIP sehingga tak kunjung mendukungnya.
Ia mengatakan PDIP kemungkinan masih mengenang betul peristiwa Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu yang penuh dengan pertarungan politik identitas kala itu.
Pada pilgub itu, Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno didukung oleh PKS dan Gerindra. Mereka kemudian melawan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDIP. Kala itu, Anies-Sandi menang sebagai pemenang pilgub.
"Karena ada soal 2017 yang serius terkait politik identitas maupun primordial yang mengemuka gitu jadi di internal PDIP berharap nama Anies ini memang tidak dimajukan," kata dia.
Peluang di PKB
Meski begitu, Agung melihat Anies masih ada potensi maju di Pilgub DKI meski kecil kemungkinannya.
Ia mengatakan peluang Anies bisa maju jika PKB beralih mendukungnya dan meninggalkan Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub DKI.
Dalam Pemilu DPRD DKI Jakarta 2024 lalu, PKB memperoleh 470.800 suara atau 9,43 persen. Artinya, PKB sebetulnya bisa mengusung calonnya sendiri di Pilgub DKI Jakarta lantaran hanya butuh ambang batas 7,5 persen.
Ia mengatakan momen pendaftaran Ridwan Kamil-Suswono ke KPU menjadi momen penting apakah perwakilan PKB ikut mendukungnya atau tidak nantinya.
"Dan suara itu paling mungkin di PKB. Jadi ya kita menunggu saja apakah memang ada cerita dan kejutan baru di besok hari atau tetap seperti sekarang," kata dia.
"Anies Baswedan game over untuk Jakarta ya [jika PKB ikut daftar RK-Suswono], belum untuk nasional belum. Untuk Jakarta game over," tambahnya.
PKB kini berkoalisi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM Plus) di Pilgub Jakarta. Koalisi ini mengusung Ridwan Kamil-Suswono.
KIM Plus itu terdiri dari Gerindra, Demokrat, Golkar, PAN, PKS, PPP, PSI, Garuda, Gelora, NasDem, Perindo dan PKB.
Sementara Anies sebelumnya telah digadang-gadang untuk maju di Pilgub DKI Jakarta 2024.
Anies awalnya telah di dukung oleh PKS berpasangan dengan Sohibul Iman. Namun belakangan PKS beralih mendukung Ridwan Kamil-Suswono. DPW PKB Jakarta juga sebetulnya sudah mendukung Anies. Namun pihak DPP PKB lebih mendukung Ridwan Kamil-Suswono.
Anies sempat maju di Pilpres 2024 lalu berpasangan dengan Muhaimin Iskandar dengan didukung PKB, PKS dan NasDem. Namun pasangan ini kalah dari Prabowo-Gibran.
10 Oktober 2024 00:38
10 Oktober 2024 00:33
10 Oktober 2024 00:28
09 Oktober 2024 23:39
09 Oktober 2024 23:20
10 Oktober 2024 00:33
10 Oktober 2024 00:38
10 Oktober 2024 00:28