Turki Ancam Invasi, Israel: Nasib Erdogan Akan Berakhir Seperti Saddam Hussein
Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz, menyebut rencana ini dapat membuat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berakhir seperti mantan pemimpin Irak Saddam Hussein.
BUKAMATA - Israel buka suara terkait kemungkinan Turki mengirimkan pasukannya untuk membantu Palestina.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz, menyebut rencana ini dapat membuat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berakhir seperti mantan pemimpin Irak Saddam Hussein.
"Erdogan mengikuti jejak Saddam Hussein dan mengancam akan menyerang Israel," tulisnya di media sosial X, menambahkan bahwa pemimpin Turki itu "harus mengingat apa yang terjadi di sana dan bagaimana itu berakhir" jika mencoba campur tangan dalam perang Gaza.
Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid juga mengecam Erdogan, menyebutnya sebagai "bahaya bagi Timur Tengah" dan "calon diktator".
"Dunia, dan khususnya anggota NATO, harus mengutuk keras ancamannya yang keterlaluan terhadap Israel dan memaksanya untuk mengakhiri dukungannya terhadap Hamas," tulis Lapid di X.
Pada Minggu (28/7/2024), Erdogan saling mengancam dengan pejabat Israel atas operasi militer IDF di Gaza, serta saling serang dengan kelompok bersenjata Hizbullah yang berbasis di Lebanon. Hal ini disampaikan Erdogan dalam pertemuan partainya, Partai AK.
Di sana, Erdogan mengusulkan agar Turki dapat "memasuki" Israel untuk membantu Palestina.
"Kita harus sangat kuat agar Israel tidak dapat melakukan hal-hal konyol ini ke Palestina," kata Erdogan. Di masa lalu, ia telah mengutuk tindakan Israel di Gaza dengan tindakan Nazi Jerman dan menyamakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler.
Sebagai informasi, Saddam Hussein digulingkan selama invasi Irak yang dipimpin AS tahun 2003. Ia bersembunyi, tetapi akhirnya ditangkap oleh pasukan AS, dihukum oleh pengadilan Irak atas kejahatan terhadap kemanusiaan, dan dieksekusi dengan cara digantung pada 30 Desember 2006.
Saddam dan partai Baath dinyatakan telah menggunakan kekerasan, pembunuhan, penyiksaan, eksekusi, penangkapan sewenang-wenang, penahanan tidak sah, penghilangan paksa, dan berbagai bentuk penindasan untuk mengendalikan penduduk di negaranya.
AS di bawah Presiden George W. Bush mengklaim pada saat itu bahwa pemimpin Irak itu memiliki hubungan dengan Al-Qaeda - kelompok di balik serangan teroris 9/11 - dan memiliki senjata pemusnah massal.
Kedua klaim tersebut kemudian terbukti salah, tetapi Washington menggunakannya sebagai alasan untuk menyerang Irak, meskipun gagal mendapatkan persetujuan Dewan Keamanan PBB.
News Feed
Lecehkan Karyawan Toko Elektronik, Pria Ini Dibekuk Polisi
12 Desember 2024 22:24
Turunkan Angka Stunting, Pemprov Sulteng Ingin Adopsi Aplikasi INZTING Sulsel
12 Desember 2024 22:13
Ribuan Warga Korsel Geruduk Rumah Yoon Suk Yeol, Tuntut Penangkapan Presiden
12 Desember 2024 21:55
Aston Makassar Hotel Hadirkan BohoChella, Perayaan Tahun Baru Berkonsep Festival
12 Desember 2024 19:57