Upaya Eliminasi TB Terus Dilakukan, Saat Ini Tercatat 393 Ribu Kasus
Belum terpenuhinya capaian 100 persen pengobatan TB harus diwaspadai bersama, karena berpotensi memicu penularan lebih lanjut di masyarakat.
JAKARTA, BUKAMATA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus melakukan upaya eliminasi kasus TB (Tuberkulosis). Tercatat hingga saat ini ditemukan sebanyak 393 ribu kasus TB.

"Kami laporkan. Notifikasi (kasus tuberkuloasi dari minggu lalu ada kenaikan dari 349 ribu," ucap Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Yudi Pramono, Minggu, 21 Juli 2024.
Yudi menyebutkan, meningkatnya temuan ini adalah hal yang baik. Sebab estimasi kasus TB pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 1.092.000 jumlahnya.
Meski demikian, Yudi menyatakan masih terdapat beberapa daerah yang belum menyampaikan hasil penelusuran TB di wilayahnya. Bahkan cenderung stagnan, terutama di kawasan Papua.
Selain temuan yang meningkat, kasus yang diobati, kata Yudi, juga meningkat. Pengobatannya mencapai 81 persen atau 316.928 dari kasus yang ditemukan.
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengungkapkan, edukasi dan sosialisasi akan bahaya TB harus dilakukan secara masif, agar masyarakat memahami dan peduli dengan pencegahan dan pengobatan TB yang harus dilakukan hingga tuntas.
"Pemahaman masyarakat yang terbatas terkait tuberkulosis harus menjadi perhatian semua pihak dalam upaya mencegah dan mengatasi peningkatan jumlah kasus TB di Tanah Air," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin, 8 Juli 2024 lalu.
Catatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan memperkirakan kasus baru tuberkulosis (TB) pada 2024 mencapai 1.092.000 kasus.
Capaian penanganan TB pada 2023, tercatat 77% atau 821.200 penemuan kasus dari target 90%. Sedangkan kasus yang telah diobati mencapai 88% atau 722.863 kasus dari target 100%.
Berdasarkan capaian itu tercatat pengobatan sukses mencapai 87% untuk TB SO (TB yang biasanya menyerang paru-paru, namun bisa juga menyerang organ tubuh lain) dan 80% untuk TB RO ( TB paru dan TB ekstra paru yang kebal atau resisten terhadap obat pada lini pertama atau obat TB SO sebelumnya).
Menurut Lestari, belum terpenuhinya capaian 100% pengobatan TB harus diwaspadai bersama, karena berpotensi memicu penularan lebih lanjut di masyarakat. (*)
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47
