Dewi Yuliani : Jumat, 14 Juni 2024 19:03
Pj Bupati Takalar Setiawan Aswad dalam audiensi bersama Kepala Bappelitbangda Provinsi Sulsel, di Ruang Rapat Pimpinan Lt. III Kantor Bupati Takalar, Jum'at 14 Juni 2024.

TAKALAR, BUKAMATA - Pemerintah Kabupaten Takalar terus berupaya dalam pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di daerah tersebut. Penjabat Bupati Takalar, Setiawan Aswad, menginisiasi penguatan sistem kolaborasi dengan JICA untuk mengatasi masalah kemiskinan.

Hal itu disampaikan Pj Bupati Takalar Setiawan Aswad dalam audiensi bersama Kepala Bappelitbangda Provinsi Sulsel, di Ruang Rapat Pimpinan Lt. III Kantor Bupati Takalar, Jum'at 14 Juni 2024.

Dalam audiensi tersebut, Setiawan menyampaikan, masih ada persoalan yang tersisa yang berkontribusi besar terhadap outcome penurunan angka kemiskinan di Sulsel, yang merambat ke hal-hal lainnya. Seperti kecukupan gizi, ketahanan pangan, pengangguran, akses pendidikan dan Kesehatan, maka dari itu dibutuhkan penguatan sistem kolaborasi dalam penanganan hal tersebut.

"Angka kemiskinan harus bisa ditekan sedemikian rupa sehingga menuju nol sesuai target Indonesia Emas, dibutuhkan terobosan dalam menangani kemiskinan dan kemiskinan ekstrem," imbuhnya.

Beruntungnya, Takalar adalah kabupaten yang punya hubungan historis, hubungan emosional fungsional dengan JICA karena banyak praktek yang selama ini coba diinisiasi JICA dengan Pemkab Takalar. Hal ini yang menginspirasi bahwa praktek pengentasan kemiskinan harus disinkronisasi dengan program kegiatan ini, kualitasnya perlu ditingkatkan bersama-sama baik dari sisi konfregensi,  kemenyeluruhan daripada intervensi sektoral yang ada.

"Hal ini yang akan kita coba bersama dengan pemerintah desa, kabupaten dan provinsi. Kita bergerak bersama-sama menyelesaikan persoalan kemiskinan dengan strategi yang ada," ungkapnya.

Ia juga mengemukakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan dalam pengentasan kemiskinan. Salah satunya dengan melakukan validasi data kemiskinan, melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, mencoba mengintervensi kemiskinan secara bersama-sama dan menguatkan pelaku ekonomi di tingkat desa.

"Kita berharap tahun 2025 setiap sektor ada yang bisa kita sentuh untuk dijadikan pilot project, baik di sektor perikanan, sektor pertanian dan di sektor peternakan untuk penguatan ekonomi masyarakat," harap Setiawan.

Pada kesempatan yang sama, Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA), Sintani, menyampaikan bahwa JICA sudah lama bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, sejak tahun 1995. JICA memprioritaskan program prioritas nasional dan daerah misalnya penanggulangan kemiskinan, stunting dan memperhatikan kewirausahaan sebagai pengungkit ekonomi kemasyarakatan di daerah.

"Beberapa program prioritas dijadikan entri poin untuk menguatkan manajemen pembangunan daerah. Kami mendukung kegiatan kapasitas aparatur dan pendamping yang bergerak di masyarakat," jelasnya.

Ia mengungkapkan, RKA dijadikan entri poin dalam penyusunan dokumen perencanaan. Tetapi ada skenario pencapaian kegiatan dan perencanaan pendampingan sesuai dengan kemampuan pengalaman yang ada di kelompok-kelompok yang ada di komunitas.

"Masalah kemiskinan semata-mata tidak hanya diberikan bantuan terus selesai. Kita harus memahami pihak penerima manfaat bantuan sehingga kolaborasi benar-benar menyentuh. Kami sangat mengapresiasi dan mendukung pemerintah daerah Kabupaten Takalar karena begitu peduli dan serius dalam masalah kompleks di masyarakat," jelasnya. (*)