BUKAMATA - Bayang-bayang maut tidak pernah terlepas dari masyarakat Gaza, bahkan dihari raya besar masyarakat muslim.
Serangan udara yang dilancarkan pasukan Israel ke Palestina tak berhenti, meskipun masyarakat Palestina tengah merayakan ibadah keagamaan Idulfitri.
Dalam sebuah serangan yang diluncurkan pada Rabu 10 April 2024 malam waktu setempat, menewaskan tiga anak laki-laki dan empat cucu dari pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Dilansir dari Al Jazeera, ketiga anak tersebut adalah Amir, Mohammad, dan Hazem Haniyeh. Israel mengklaim ketiganya sebagai pejuang Hamas yang terlibat aktif dalam operasi militer.
Militer Israel dalam sebuah pernyataan singkat mengatakan serangan udara diluncurkan di 'pusat Gaza', tetapi tidak disebutkan secara detail wilayah yang dimaksud dan tidak memberikan laporan mengenai tewasnya anak-anak dan cucu pemimpin Hamas, sampai media lokal Palestina yang mengabarkan berita kematian tersebut.
Mengutip The New York Times, Haniyeh mengumumkan kematian anggota keluarganya akibat serangan udara Israel itu dengan menyebut mereka sebagai martir, tanpa menjelaskan secara spesifik peran ketiga anak laki-lakinya dalam Hamas.
"Deluruh rakyat kami dan keluarga warga Gaza telah membayar harga yang mahal dengan darah anak-anak mereka, dan saya adalah salah satu dari mereka,” katanya dalam pernyataan tersebut.
"Darah anak-anak saya tidak lebih berharga dibandingkan darah sekitar 32.000 orang yang menurut otoritas kesehatan Gaza telah terbunuh sejak perang dimulai pada bulan Oktober." tambahnya.
Haniyeh menegaskan serangan fatal yang merenggut anggota keluarganya itu tidak akan mengubah posisi Hamas dan membuatnya melunak.
Ia mengatakan Hamas tetap pada posisinya dalam negosiasi dengan Israel melalui mediator internasional yang berusaha menjadi perantara gencatan senjata dan menjamin pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza.
"Apa yang gagal diambil musuh melalui pembunuhan, penghancuran dan pemusnahan, tidak akan dia ambil dalam perundingan," kata dia dalam pernyataan resmi usai serangan mematikan tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Haniyeh mengatakan ketiga putranya sedang berada di dalam mobil, dalam perjalanan mengunjungi anggota keluarga di komunitas pengungsi Shati untuk merayakan Idulfitri bersama, ketika mobil tersebut ditabrak.
Hamas juga mengatakan bahwa serangan itu terjadi di Gaza utara dan Haniyeh telah menerima ucapan belasungkawa dari presiden Turki dan perdana menteri Qatar.
Dia juga mendapat telepon dari Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, seorang pengkritik keras Hamas, kata kelompok itu. Serangan Israel tidak hanya terjadi di kamp pengungsian itu saja.
Menurut laporan Al Jazeera, pasukan Israel juga menyerang sebuah desa yang berada di barat laut Ramallah, wilayah Tepi Barat, bernama Nabi Saleh.
Sementara itu angkatan udara Isrel dilaporkan melakukan serangan di pinggiran kota Naqoura, Yarin, dan Alma ash-Shaab. Israel juga melakukan serangan darat ke permukiman di dekat kota Burqa.
Sebanyak empat warga Palestina, termasuk seorang anak berusia 15 tahun, terluka oleh peluru tajam selama serangan tersebut.
BERITA TERKAIT
-
Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Terhambat, Israel Batasi Jumlah Truk di Tengah Gencatan Senjata
-
Gaza Kekeringan, Indonesia Salurkan 10.000 Liter Air Bersih untuk 500 Keluarga Terdampak Perang
-
Kolaborasi Indonesia Jaga Harapan Warga Gaza Utara di Tengah Krisis Pangan
-
Relawan WIZ dan KITA Palestina Wahdah Islamiyah Diberangkatkan untuk Misi Kemanusiaan Sumud Flotilla Menuju Gaza
-
Pelapor Khusus PBB: Israel Menargetkan Perempuan Palestina di Gaza karena Kapasitas Reproduksi