Hikmah : Jumat, 08 Maret 2024 12:08

BUKAMATA - Para ilmuwan menyatakan bahwa bulan lalu adalah Februari terpanas yang tercatat secara global. Fenomena ini menjadikannya bulan kesembilan berturut-turut dengan rekor suhu tinggi. Suhu permukaan laut global juga berada pada titik tertinggi yang pernah tercatat.

Menurut data dari Copernicus Climate Change Service Uni Eropa, Februari 2024 suhunya lebih hangat 1,77°C dibandingkan pra-industri (1850-1900) di bulan yang sama. Data tersebut menunjukkan, suhu bulan lalu lebih hangat 0,81°C dibandingkan temperatur rata-rata pada 1991-2020.

Fenomena ini terjadi karena suhu rata-rata global selama 12 bulan terakhir antara Maret 2023 hingga Februari 2024 mengalami kenaikan 1,56°C di atas tingkat pra-industri. Kenaikan suhu rata-rata global ini juga menjadi tertinggi dalam catatan sejarah. Artinya, suhu di dunia sementara di atas ambang batas 1,5°C, di mana dalam jangka panjang, dampak terburuk dari perubahan iklim diperkirakan akan terjadi.

“Suhu rata-rata global harian sangat tinggi pada pertengahan bulan lalu. Kenaikannya mencapai 2°C di atas level 1850-1900 selama empat hari dari tanggal 8 hingga 11 Februari 2024,” tulis laporan Copernicus Climate Change Service seperti dikutip dari The Guardian, Jumat 8 Maret 2024.

Para ilmuwan mengkhawatirkan dampak dari peningkatan suhu yang signifikan ini. Diperkirakan akan terjadi perubahan drastis dalam pola cuaca, naiknya permukaan laut, dan ancaman serius terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan.

Perubahan iklim menjadi agenda yang semakin mendesak untuk ditangani oleh negara-negara di seluruh dunia. Aksi nyata dan tanggung jawab bersama diperlukan untuk mengatasi krisis ini sebelum terlambat.