ASN Luwu Utara Dapat Penghargaan Dharma Persandian Dari BSSN RI
06 Oktober 2024 21:44
Sebagai tanda terbaru meningkatnya ketegangan antara kedua negara yang bertetangga tersebut, Gerbang Reunifikasi yang dibangun pada tahun 2000 setelah pertemuan puncak antar Korea telah hilang dari citra satelit, menurut situs web NK News.
BUKAMATA - Korea Utara menghancurkan monumen reunifikasi yang melambangkan harapan untuk bersatu kembali dengan Korea Selatan. Penghancuran ini dilakukan beberapa hari setelah pemimpin negara tersebut, Kim Jong-un, mengatakan reunifikasi damai kedua Korea tidak mungkin lagi dilakukan.
Sebagai tanda terbaru meningkatnya ketegangan antara kedua negara yang bertetangga tersebut, Gerbang Reunifikasi yang dibangun pada tahun 2000 setelah pertemuan puncak antar Korea telah hilang dari citra satelit, menurut situs web NK News.
Belum jelas kapan dan bagaimana video tersebut dihapus, demikian dikutip dari The Guardian, Minggu (28/1/2024).
Kim menggambarkan bangunan dengan lengkungan beton yang menunjukkan dua wanita, masing-masing dari Utara dan Selatan, dan memegang lambang semenanjung Korea itu merusak pemandangan.
Dia menambahkan bahwa konstitusi Korea Utara harus diamandemen untuk mencerminkan status baru Korea Selatan sebagai musuh utama negaranya. Di mana secara efektif mengakhiri kebijakan resmi selama beberapa dekade yang menekankan pada penyatuan kembali Korea Utara yang otokratis dengan Korea Selatan yang demokratis.
Lengkungan setinggi 30 meter yang secara resmi dikenal sebagai Monumen Tiga Piagam Reunifikasi Nasional itu melambangkan kemandirian, perdamaian, dan kerja sama nasional, menurut catatan pemerintah Korea Selatan.
Bangunan ini terletak di Reunification Highway yang menghubungkan Pyongyang ke perbatasan bersenjata lengkap dengan Korea Selatan. Bangunan tersebut dilaporkan didirikan untuk memperingati rencana reunifikasi yang diajukan oleh kakek Kim dan pendiri Korea Utara Kim Il-sung.
Meskipun hanya bersifat simbolis, laporan penyingkiran kantor tersebut akan menambah kekhawatiran bahwa Korea Utara telah mengambil tindakan yang lebih provokatif dalam hubungannya dengan Korea Selatan dan sekutunya, beberapa bulan sebelum pemilihan presiden AS.
06 Oktober 2024 21:44
06 Oktober 2024 21:04
06 Oktober 2024 20:16