Wiwi : Rabu, 27 September 2023 07:41

BUKAMATA - Olahraga merupakan salah satu bentuk gaya hidup yang baik untuk meningkatkan kesehatan jantung. Membiasakan tubuh untuk terus bergerak berolahraga menjadi salah satu 'obat' untuk menghindarkan diri dari berbagai penyakit jantung.

Berkaitan dengan olahraga untuk kesehatan jantung, muncul pertanyaan terkait apakah kegiatan sehari-hari seperti membersihkan rumah termasuk olahraga? Hal ini lantas menjadi pertanyaan lantaran aktivitas sehari-hari tersebut umumnya juga dapat 'menguras keringat'.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr Dwita Rian Desandri, SpJP(K) menuturkan bahwa ada perbedaan antara olahraga dan aktivitas fisik. Yang membedakan keduanya adalah target yang digunakan sebelum berolahraga.

"Sebenarnya olahraga itu aktivitas fisik yang kita lakukan secara teratur, dan berulang, dan ada target untuk melakukan itu. Misalkan lari, kita targetkan tiga kali seminggu," ucap dr Dwita dilansir Detik, Rabu (27/9/23).

"Jadi kalau misalnya ada yang bilang 'dokter saya nggak olahraga sih dok tapi saya nyapu ngepel setiap hari masak' apakah itu termasuk olahraga? Bukan, itu masuknya ke dalam aktivitas fisik karena tidak ada targetnya, terus tidak menentukan detak jantungnya, tidak menentukan detak jantungnya naik, apa ada keringat apa tidak, nah itu hanya aktivitas fisik biasa gitu," sambungnya.

dr Dwita mengatakan bahwa aktivitas fisik yang dilakukan setiap harinya tetap penting untuk dilakukan. Ia menuturkan bahwa kurangnya aktivitas fisik dapat menjadi salah satu faktor risiko berbagai penyakit jantung. Menurutnya, aktivitas fisik seperti olahraga bisa menjadi salah satu 'obat' jantung yang paling ampuh.

"Saya selalu bilang ke pasien kalau olahraga itu adalah obat jantung, jangan yang dipikirkan adalah minum obat terus seumur hidup. Olahraga itu obat jantung dan olahraga itu sangat dianjurkan," jelas dr Dwita.

"Olahraga itu dapat membantu mengontrol gula darah hingga menurunkan radang dalam tubuh. Kenapa? Karena kalau kita terlalu gemuk atau tekanan darah tinggi, maka sistem peradangan dalam tubuh itu makin tinggi dan membuat kita lebih gampang terkena risiko serangan jantung," pungkasnya.