Hikmah
Hikmah

Kamis, 17 Agustus 2023 10:51

Owner Rumah pengantin Orange ,Ramlah Yusran
Owner Rumah pengantin Orange ,Ramlah Yusran

Rumah Pengantin Orange: 23 Tahun Mendukung Kreativitas dan Kecintaan Anak Terhadap Kebudayaan

Wawancara eksklusif dengan Ramlah Yusran, pemilik Rumah Pengantin Orange di Makassar. Menyimak perjalanan 23 tahun usaha penyewaan kostum dan baju adat yang mendukung kesenian, kebudayaan, dan kreativitas anak-anak. Temukan pandangan unik Ramlah tentang harga, pemasukan, serta harapannya untuk masa depan.

MAKASSAR,BUKAMATA - Rumah Pengantin Orange, sebuah usaha penyewaan kostum dan baju adat di Kota Makassar, terus menjunjung tinggi nilai-nilai kesenian dan kebudayaan melalui pelayanannya.

Bukamatanews berkesempatan mewawancarai Ramlah Yusran, pemilik usaha Rumah Pengantin Orange, yang berbagi pandangan dan pengalamannya dalam menjalankan bisnis yang telah berjalan selama 23 tahun.

Ramlah Yusran, pemilik Rumah Pengantin Orange, berbicara tentang prinsip dasar yang dipegangnya dalam mengatur harga penyewaan kostum.

Meskipun ia menyadari pentingnya profesionalisme dalam menetapkan harga, ia lebih memilih untuk mempertimbangkan kesanggupan masyarakat.

Ramlah berpendapat bahwa dalam momen-momen spesial seperti Hari Kartini, Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), hari jadi kota dan provinsi, serta hari-hari budaya, orang tua yang masih sekolah anak-anaknya berusaha untuk mengikuti aturan pemerintah dengan mengenakan kostum yang sesuai.

"Saya memahami bahwa tidak semua orang tua memiliki kemampuan finansial yang sama, terutama dalam memenuhi kebutuhan kostum untuk berbagai seremoni sepanjang tahun. Oleh karena itu, saya memberikan harga khusus untuk anak-anak sekolah agar mereka tetap bisa berpartisipasi dalam acara-acara tersebut," jelas Ramlah.

Selama 23 tahun berkecimpung dalam usaha penyewaan kostum, Ramlah mengamati perubahan tren dan permintaan pelanggan.

Ia menyebutkan bahwa beberapa tahun lalu, baju-baju adat anak-anak dapat mencapai puluhan juta rupiah untuk acara budaya.

Namun, seiring waktu, semakin banyak penyedia jasa serupa yang membuat harga sewa menjadi lebih terjangkau.

Ramlah mengakui bahwa keputusannya menyesuaikan harga memiliki dampak positif dalam menjaga daya beli pelanggan dan tetap relevan di pasaran.

Ramlah juga berbicara tentang konsep pemasukan dan kegiatan yang dijalankan oleh Rumah Pengantin Orange.

Ia menjelaskan bahwa mereka berusaha untuk mempertahankan pemasukan pada bulan September dan sekitar tanggal 20-an dalam rangka menyediakan kostum untuk pawai dan acara lainnya.

Setiap tahun, bulan Agustus memiliki tema khusus, seperti profesi anak-anak dan dewasa, serta busana adat dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan.

"Sanggar seni Rumah Pengantin Orange sudah ada sejak tahun 2000, dan kita telah memberikan pelatihan serta menyewakan baju anak-anak. Awalnya, usaha ini dimulai tanpa modal besar, namun kami berhasil berkembang seiring waktu," ujar Ramlah.

Ramlah berharap agar pemerintah kota Makassar dapat memberikan dukungan lebih lanjut untuk mengembangkan kepercayaan diri anak-anak melalui penggunaan pakaian adat.

Ia menekankan pentingnya memperkenalkan dan mencintai kebudayaan sejak dini, serta memuji peran kegiatan seperti ini dalam mendukung penyedia jasa lokal.

Namun, Ramlah juga menyadari bahwa ada tantangan di sisi orang tua dalam membiayai kostum-kostum tersebut.

Sebagai pemilik usaha, ia berusaha mendengarkan aspirasi masyarakat dan mempertimbangkan kebutuhan mereka.

Dengan kesungguhan dan dedikasi selama 23 tahun, Rumah Pengantin Orange terus berkomitmen untuk menghidupkan dan mengapresiasi budaya melalui kostum-kostum yang mereka sediakan.

Ramlah Yusran melihat masa depan yang cerah untuk Rumah Pengantin Orange.

Dengan pertumbuhan yang telah ia alami selama 23 tahun, ia berharap dapat terus berkontribusi dalam mendukung kesenian, budaya, dan kreativitas anak-anak di Makassar dan sekitarnya.

 

#rumah pengantin #penyewaan kostum makassar