Setahun Genosida di Jalur Gaza, Erdogan Sumpahi Israel
08 Oktober 2024 07:29
Ada sejumlah tantangan dalam penyediaan data statistik. Seperti kebutuhan data yang semakin kompleks, kapasitas SDM statistik yang minim, aplikasi data, dan sulit mengontrol kualitas data metode.
MAKASSAR, BUKAMATA - Sebanyak 15 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan Penandatanganan Komitmen Bersama Penguatan Walidata Pendukung dan Pengelolaan Statistik Sektoral Daerah, dalam rangka mendukung program pemerintah Satu Data Indonesia (SDI) Provinsi Sulsel.
Penandatanganan Komitmen Bersama ini disaksikan langsung Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan, Ichsan Mustari, Sekertaris Dinas Komunikasi Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo-SP), Andi Taufik, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) yang diwakili Kabid Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Bappelitbangda Sulsel Ir AM Arifin Iskandar MSi, serta Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Aryanto.
Agenda penandatanganan komitmen bersama ini merupakan bagian dari pelaksanaan Pertemuan Forum Satu Data Indonesia Tingkat Provinsi Sulsel, yang digelar di Ruang Rapat Pimpinan, Kantor Gubernur Sulsel, Selasa, 27 Juni 2023.
Ichsan menjelaskan, penandatanganan ini sebagai bentuk komitmen bagi seluruh perangkat daerah di Pemerintah Provinsi Sulsel untuk menyiapkan data dan mengelola data yang dibutuhkan dalam program SDI Sulsel.
"Komitmen bersama ini diperlukan semua perangkat daerah untuk bagaimana menyiapkan data, bagaimana mengelola data untuk Satu Data Indonesia (SDI) tingkat provinsi," ucapnya.
Ichsan mengatakan, dalam realisasinya , pengumpulan data dari berbagai sumber untuk disatukan dalam satu data adalah hal yang tidak mudah dilaksanakan. Hanya, dengan komitmen yang telah ditandatangani tersebut, maka semua OPD di lingkup Pemprov Sulsel harus bisa menyiapkan dan mengumpulkan data.
Penyatuan data ini penting, lanjut Ichsan, agar semua data dari seluruh perangkat daerah bisa diakses melalui satu sumber data dalam Satu Data Indonesia Sulsel.
"Selama ini kan masalahnya disitu, kita selalu mendapatkan data dari beberapa sumber untuk satu data sehingga apa yang terjadi, datanya jadi berbeda. Tentu dengan cara ini kita bisa mendapatkan data yang valid, data yang lengkap, data yang update. Tidak hanya mengenai data yang dalam bentuk angka tapi juga data dalam bentuk geospasial," tegasnya.
Sementara itu, Kepala BPS Sulsel, Aryanto, menyampaikan paparannya terkait dengan pentingnya pengelolaan data statistik yang dapat mendukung kualitas penyelenggaraan data pemerintah dalam menuju Indonesia Emas 2045.
Aryanto juga mengatakan, pelaksanaan Satu Data Indonesia ini dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Satu Data Indonesia.
"Pembangunan yang berkualitas perlu dukungan data yang berkualitas dan terintegrasi. Pemerintah tidak memiliki ruang untuk terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan," ujarnya.
Aryanto mengungkapkan sejumlah tantangan dalam penyediaan data statistik. Menurutnya, beberapa tantangan tersebut, yakni kebutuhan data yang semakin kompleks, kapasitas SDM statistik yang minim, aplikasi data, dan sulit mengontrol kualitas data metode.
"Permasalahan lainnya, terdapat duplikasi data, tidak ada standar data yang sama, tidak tersedia metadata, dan lain-lain," ucapnya.
Dalam pertemuan itu, turut hadir memberikan paparan melalui virtual yakni perwakilan Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pertanahan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Marcia, yang mengangkat materi dengan judul Kebijakan dan Penerapan Kebijakan Satu Peta di Provinsi Sulsel. Hadir pula Kabid Statistik Diskominfo SP Sulsel, Fitra. (*)
08 Oktober 2024 07:29
08 Oktober 2024 07:02
07 Oktober 2024 21:36
07 Oktober 2024 21:29
08 Oktober 2024 07:02
08 Oktober 2024 07:29