Dewi Yuliani
Dewi Yuliani

Senin, 21 November 2022 19:35

Gubernur Sulsel langsung menggelar rapat evaluasi dan memberikan arahan terkait mitigasi atau penanggulangan bencana banjir, di Rujab Gubernur Sulsel, Senin, 21 November 2022.
Gubernur Sulsel langsung menggelar rapat evaluasi dan memberikan arahan terkait mitigasi atau penanggulangan bencana banjir, di Rujab Gubernur Sulsel, Senin, 21 November 2022.

Cegah Dampak Banjir Lebih Parah, Gubernur Minta Penataan Ruang Dikendalikan

Pemerintah Kabupaten/Kota diminta melakukan evaluasi penataan ruang, terutama di daerah hulu yang jadi lokasi serapan air.

MAKASSAR, BUKAMATA — Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman, langsung merespons banjir yang terjadi beberapa waktu lalu di beberapa kabupaten/kota di Sulsel.

Gubernur Sulsel langsung menggelar rapat evaluasi dan memberikan arahan terkait mitigasi atau penanggulangan bencana banjir, di Rujab Gubernur Sulsel, Senin, 21 November 2022.

Rapat itu dihadiri Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS PJ), dinas terkait di Pemprov Sulsel, dan perwakilan Pemkot Makassar, Pemkab Maros, dan Gowa.

"Usulan kami itu untuk penambahan kolam regulasi/ retensi pada lahan 200-300 Ha dan tanggul penahan banjir," kata Andi Sudirman.

Selain itu, dia meminta Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan evaluasi penataan ruang, terutama di daerah hulu yang jadi lokasi serapan air.

"Kebijakan penataan ruang di hulu oleh masing-masing kabupaten kota harus dikendalikan. Mulai dari pencegahan pembalakan hutan," kata Andi Sudirman.

Menurut Gubernur Sulsel, hal ini akan memakan waktu perencanaan jangka panjang, dan perlu dimulai untuk bertahap agar lebih progressif.

Sementara, Kepala BBWS Pompengan Jeneberang, Djaya Sukarno, menambahkan, adapun rencana lokasi penambahan kolam retensi di wilayah Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros. Selain berfungsi sebagai reduksi banjir, Kolam Regulasi Jambua juga berpotensi sebagai reservoir air baku.

Selain itu, dalam rapat dibahas soal wilayah Kecamatan Manggala, Makassar. Pada kondisi eksisting, lokasi ini sangat sering tergenang pada musim hujan, serta memiliki tutupan lahan berupa rawa, sawah, belukar, serta pemukiman dengan kepadatan rendah.

"Lokasi ini direncanakan sebagai kawasan campuran, hutan kota, resapan air, dan budidaya pertanian lahan basah," jelas Djaya Sukarno.

Berdasarkan ketinggian lahan yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) melalui produk DEMNAS, diperkirakan Kota Makassar berada di ketinggian +0,00 sampai +25,00 meter.

"Untuk Kota Makassar, didominasi oleh lahan dengan elevasi rendah (+0,00 sampai +5,00)," ungkap Djaya Sukarno. (*)

#Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman #Cegah Banjir #Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang

Berita Populer