Wiwi : Selasa, 26 Juli 2022 22:58

BUKAMATA – Seiring dengan menanjaknya kasus COVID-19 di dunia, termasuk Indonesia, membuat banyak orang menjadi lebih waspada.

Kini banyak kasus melaporkan gejala sulit tidur menjadi salah satu tanda terserang penyakit COVID-19.

Beberapa pasien mengeluhkan dirinya tak bisa tidur nyenyak, padahal, banyak kasus justru berkaitan dengan saluran napas hingga membuat tubuh terasa lemah.

Nyatanya, sejumlah penelitian menyebut bahwa durasi dan kualitas tidur bisa mempengaruhi durasi infeksi virus.

Dilansir Bukamata dari Times of India, studi menyebutkan bahwa rhinovirus bisa menyebabkan penurunan waktu tidur pasien dengan rata-rata 23 menit.

Efisiensi tidur juga berkurang hingga rata-rata mencapai 5 persen selama virus masih aktif dalam tubuh.

Sedangkan pada kasus COVID-19, studi pada 2021 menerangkan bahwa para pasien berpotensi mengalami sulit tidur tiga kali atau lebih dalam seminggu.

Di lain hal, tidur berkualitas adalah cara penyembuhan alami pada tubuh untuk mengatasi risiko LongCOVID-19.