Angka Kasus Turun, Apakah Badai 'Demam' di Korut Reda?
Trend positif ini, terjadi setelah Korea Utara mengambil kebijakan lockdown usai teridentifikasinya kasus pertama Covid-19 di sana pada 12 Mei 2022.
BUKAMATA - Markas besar pencegahan epidemi darurat negara Korea Utara melaporkan jumlah pasien dengan gejala 'demam' mengalami penurunan pada Minggu (22/5/2022). Ini merupakan kabar gembira pertama sejak Korea Utara mengumumkan ke publik mengenai kematian akibat virus omicrom Covid pada 12 Mei lalu.

Melansir KCNA, portal berita resmi pemerintah Korea Utara, per 21 Mei waktu setempat ada tambahan lebih dari 186.090 orang dengan gejala 'demam'. Jumah tersebut turun sebanyak 32.940 jika dibandingkan dengan hari sebelumnya. Selain itu dilaporkan pula bahwa lebih dari 299.180 pemulihan meningkay hingga 17.830 dibanding hari sebelumnya. Sedangkan untuk kasus kematian dilaporkan hanya ada satu.
Secara keseluruhan jumlah total orang yang 'demam' sejak April hingga 21 Mei ditemukan lebih dari 2.646.730, di mana lebih dari 2.067.270 (78,107%) telah pulih dan setidaknya 579.390 (21,89%) berada dalam perawatan medis , sedangkan korban tewas mencapai 67 orang.
Trend positif ini, terjadi setelah Korea Utara mengambil kebijakan lockdown usai teridentifikasinya kasus pertama Covid-19 di sana pada 12 Mei 2022. Apakah Wabah 'demam' di Korea Utara mereda?
Wabah virus corona di Korea Utara telah menimbulkan waswas bagi dunia luar karena kurangnya vaksin virus corona, infrastruktur medis yang kurang memadai dan buntut dari pandemi ini yang bisa membuat krisis makanan di negara yang berpenduduk 25 juta jiwa. Kendari demikian angka kematian di Korea Utara masih cukup rendah yaitu 0,003%.
Diketahui Korea Utara sebagian besar menolak bantuan dari luar. Negara itu masih menutup pintu-pintu perbatasannya dan tidak mau mengkonfirmasi data dari lembaga independen. Hal itu membuat dunia internasional kurang mempercayai data yang diklaim Korea Utara.
Korea Utara dinilai kekurangan alat untuk melakukan tes virus corona sehingga total orang yang positif Covid-19 di sana sulit dilacak. Sebaliknya, otoritas kesehatan di negara itu melaporkan kasus Covid-19 berdasarkan jumlah warga mengalami gejala demam. Dengan begitu, sulit untuk menilai skala gelombang Covid-19.
News Feed
Kominfo Makassar Tingkatkan Kapasitas OPD Lewat Bimtek Arsitektur SPBE
23 Oktober 2025 19:40
Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor di Bontocani Bone
23 Oktober 2025 17:54
13.224 PPPK Kemenag Dilantik, Termuda Usia 20 Tahunan
23 Oktober 2025 17:47
