Rahma Amin
Rahma Amin

Selasa, 15 Februari 2022 22:48

Suasana rumah makan Djoeragan Dapur/Ist
Suasana rumah makan Djoeragan Dapur/Ist

Djoeragan Dapur, Rumah Makan yang Eksis di Tengah Pandemi

Mei 2020 ketika Pandemi Covid-19 menghantam berbagai lini sektor kehidupan, ketika itulah Djoeragan Dapur dibuka.

‘’Banyak yang menyarankan untuk tidak nekat, yah modal keberanian saja waktu itu,’’  tutur  Subhan Gamacca, owner Djoeragan Dapur saat menceritakan modal awal merintis usahanya kepada penulils  di Jalan Botelempangan Makassar.

Makassar, Bukamata- Keberanian merintis sebuah usaha di tengah ekonomi yang sedang sulit-sulitnya, tidak menjadi batu sandung oleh lelaki berdarah Bugis Bone itu untuk memulai bisnisnya. Padahal Mei 2020 ketika Pandemi Covid-19 menghantam berbagai lini sektor kehidupan, ketika itulah Djoeragan Dapur dibuka.

’’Saya didatangi banyak pemilik rumah makan, menanyakan keinginan saya. Tapi saya tetap bersikeras ingin membuka.  Akhirnya kami membuka resmi pada Mei 2020 bersamaa dengan hari ulang tahun saya,’’  tutur lelaki dengan aksen logat Bugis kental ini.

Subhan menceritakan inspirasi untuk membuka usaha warung makan itu ia dapatkan ketika membawa orang tuanya berobat. Berkeliling mengitari Makassar hingga tiba di suatu tempat rumah makan di kawasan Perintis." Nah, tempat itulah awal Djoeragan Dapur digagas. Saya bertemu dan diskusi soal bisnis ini. Ingin mencoba terjun ke bisnis ini tapi tak punya pengalama soal kuliner. Akhirnya kami sepakat memulai dengan konsep yang lebih matang,’’ cerita Subhan.

Mengenang awal-awal Djoeragan Dapur mulai beroperasi, Subhan menceritakan ialah yang berdiri di depan pintu, menawarkan sendiri kepada pengunjung yang lalu lalang untuk singgah di warung makannya. Bukan hal yang sulit, sebab Subhan memang dikenal sebagai sosok yang ramah. Orang Makassar sering menyebutnya "sombere".

"Semua pengusaha pasti ingin untung tapi tetap utamakan keberkahan dan manfaat bagi orang banyak,’’ kata alumni SMA 2 Watampone Bone ini. Itulah yang selalu ia tanamkan dalam diri ketika merintis usaha, agar berkah selalu menghampiri.


Kepiting Hambur Jadi Menu Favorite

Ciri khas dan yang menjadi menu andalan dari Djoeragan Dapur ini  adalah Kepiting Rebus. Sekali santap, orang-orang atau pengunjung akan datang kembali ke tempat ini.

Dinamai kepiting hambur karena cara penyajiannya yang unik. Dimana kepiting berikut udang dan kerang berikut bumbunya terhambur diatas meja dalam satu wadah. Inilah yang membuat penikmatnya menjadi punya suasana yang berbeda ketika menyantap kepiting hambur .’’Itulah ciri khasnya, selain dapur open," kata Subhan.

Hampir semua rumah makan punya pemu ikan dan udang serta cumi, tetapi bumbu khas dan penyajiannya yang membuat penikmatnya memiliki rasa yang berbeda, "Dan itu hanya bisa didapatkan di rumah makan Djoeragan Dapur  saja ,’’ ungkap Subhan yang mengaku sampai ratusan kilogram kepiting harus di datangkan dari provinsi lain.

Selain Djoerangan Dapur Botlem dan Perintis, lelaki yang terkenal supel dan suka membantu ini juga mempunyai café dan resto yang cukup besar di bilangan BTP. ’’Kita usaha saja, berharap berkah. Kita sehat Alhamdulillah,  Bermanfaat bagi orang banyak, keuntungan materi adalah bonus.’’ tambahnya.

Salah seorang kerabat yang menikmati sajian makan malam adalah Dirut BUMN Andi Sapri Pamulu. Ia tidak henti-hentinya memuji menu yang rasanya sudah setara dengan restoran mahal.’’Kita makan malam bersama kerabat bersama Puang Bau Irman Mappanyukki. Alhamdillah ini salah satu action dari Wija Lapatau,’’ ungkap Andi Sapri Pamulu.


Gigih dan Ulet Kunci Sekses Owner

Owner Djoeragan Dapur , Subhan Gamacca  adalah pria yang gigih serta ulet dalam bekerja. Kegigihannya itu ia buktikan dari pengalamannya yang pernah tinggal 6 tahun lamanya dan meraih gelar Master di Jepang.

Saat di Jepang ia tidak gengsi melakukan pekerjaan yang mungkin kebanyakan orang ogah melakukannya.’’Saya membersihkan toilet dan bekerja sapa saja disana,"katanya.

Sampai suatu waktu ia  didatangi orang Palestina, dari orang asing itu ia menerima suatu nasehat yang luar biasa. " Sejak saat itu entah di bandara, mall, atau tempat lain saya selalu berniat utuk memberi sedekah kepada pembersih toilet. Prinsipnya adalah, kadang harus melakukan aktivitas di luar dari kompetensi yang kita miliki.’’ ungkapnya.

Ia pun pernah bekerja di sejumlah perusahaan besar di Indonesia sebelum terjun ke bisnis kuliner. Itulah yang membuat bisnisnya bisa melejit walau didirikan di tengah pandemi.

Sebab berselang beberapa bulan setelah Djoeragan Dapur Bontolempangan berdiri , ia bisa kembali membuka Djoeragan Dapur di Perintis.’’Jadi perintis itu adalah yang kedua. Tapi Alhamdulillah, perputaran lebih bagus,’’ jelas Dosen Teknik  yang dikenal somber ini.(*)

#Djoeragan Dapur #Pandemi Covid-19

Berita Populer