BUKAMATA - Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatatkan masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak bersedia divaksin.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan, hal tersebut diketahui dari hasil survei yang dilakukan pihaknya pada 22-25 Juni 2021 terhadap 1.200 responden dari 34 provinsi. Survei dilakukan menggunakan metode simple random sampling dengan tingkat kesalahan sekitar 2,8 persen.
"Masih banyak yang tidak bersedia untuk divaksin, masih 36,4 persen. Ini juga tantangan bagi program vaksinasi pemerintah," dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (18/7/2021).
Djayadi mengatakan, mulanya LSI mengajukan pertanyaan apakah responden sudah mendapatkan vaksinasi. Hasil pertanyaan tersebut, diketahui bahwa masih ada 82,6 persen yang belum mendapatkan vaksinasi.
Dijelaskan Djayadi, ada lima besar alasan yang diungkapkan masyarakat tidak bersedia untuk divaksin.
Tertinggi, mereka takut dengan efek samping setelah penyuntikan vaksin.
"Alasan yang tidak bersedia adalah paling banyak takut efek samping vaksin sebesar 55,5 persen, menanggap vaksin itu tidak efektif 25,4 persen, merasa badannya sehat 19 persen, vaksin tidak halal 9,9 persen, tidak mau bayar vaksin 8,7 persen" katanya.
Sebagai catatan, survei LSI menggunakan metode survei simple random sampling dengan margin of eror +/- 2,88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun sampel dari survei ini berjumlah 1.200 responden
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Sebaliknya, survei digelar pada 20-25 Juni 2021 lalu.
BERITA TERKAIT
-
Kasus Covid Melonjak, Kemenkes Minta Puskesmas Berikan Layanan Vaksinasi
-
Menkes Tegaskan 2024 Vaksin Covid-19 Tak Lagi Gratis
-
Stok Aman, Vaksin Covid 19 untuk Balita Gratis
-
BPOM Terbitkan Penggunaan Vaksin Darurat Produksi Dalam Negeri Indovac
-
Wujudkan Endemi Covid-19, Binda Sulsel Perkuat Vaksinasi di Palopo