Wiwi : Rabu, 16 Juni 2021 19:29

BUKAMATA — Pandemi Covid-19 menjadi tantangan sejumlah sektor untuk tetap bertahan dan bergerak maju. Berbagai hal dilakukan agar tidak terjadi penurunan, baik dari segi SDM maupun produksi.

Salah satu sektor yang telah berupaya maksimal agar tentang bergerak di tengah pandemi, yakni industri Hulu Migas. Industri Hulu Migas diketahui tetap bertumbuh positif, hingga mampu memberikan kontribusi ke negara yang lebih tinggi dari target.

Tak hanya itu, sektor hulu migas juga mampu meningkatkan pasokan minyak di tanah air di tengah pandemi yang membuat sejumlah sektor harus putar otak.

Sebagaimana diungkapkan Sekretaris SKK Migas, Taslim Yunus bahwa dengan membaiknya harga minyak, tentu membuat SKK Migas berupaya untuk meningkatkan produksi tanah air.

“Dengan membaiknya harga minyak, kami berharap situasi membaik karena dari sisi potensi, Indonesia masih menjanjikan. Sebagai bukti, kita masih menyaksikan temuan yang cukup menggembirakan di pemboran sumur Maha di Perairan Makassar, juga adanya temuan tambahan cadangan di Lapangan Banyu Urip yang dobel dari perkiraan sebelumnya. Semoga usaha bersama ini dapat meningkatkan kegiatan produksi di tanah air,”ungkap Taslim dikutip Bukamata dalam keterangan resminya yang dirilis, Rabu (16/6/2021).

Sementara untuk sumbangsi ke negara, realisasi penerimaan Januari hingga Mei 2021,  sebesar US$ 5,5 miliar (atau setara Rp 78,2 Triliun). Penerimaan ini adalah 76,2% dari target penerimaan yang ditetapkan dalam APBN 2021 sebesar US$ 7,28 miliar.

Untuk menjaga penerimaan negara tetap maksimal, SKK Migas meminta agar Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) segera meningkatkan investasi, memanfaatkan harga minyak yang naik seperti saat ini. Selain itu SKK Migas juga mengharapkan insentif hulu migas segera diberikan sehingga momentum yang baik untuk meningkatkan investasi ini dapat dimaksimalkan.

“Kita bersyukur karena harga minyak saat ini semakin meningkat, saat ini sekitar US$73 per barel, dan Indonesia Crude Price (ICP) sekitar US$68 per barel. Kami berharap harga yang tinggi ini bisa mendorong KKKS meningkatkan kegiatan investasinya, antara lain dengan segera merealisasikan proyek-proyek yang sebelumnya ditinggalkan karena memiliki keekonomian pada harga US$50 atau US$60 per barel,” kata Taslim Yunus.

Ia berharap, peningkatan kegiatan minimal akan tercermin dalam pembahasan-pembahasan Work, Program and Budget (WP&B) yang akan segera dilakukan SKK Migas dengan KKKS pada bulan Juli hingga September 2021.

"Kami akan segera mengirimkan surat edaran kepada KKKS agar mereka segera meningkatkan investasi pada tahun 2022. Syukur kalau kegiatan bisa ditingkatkan mulai tahun 2021 ini,” tambahnya.

Agar momentum ini menghasilkan peningkatan investasi yang maksimal, pihaknya berharap agar permohonan insentif hulu migas juga disetujui pemerintah, sehingga momentum yang baik ini akan semakin dimaksimalkan.

Permohonan ini tetap dibutuhkan kendati harga minyak meningkat, karena insentif dibutuhkan lebih kepada usaha-usaha meningkat iklim investasi migas yg lebih menarik dan kompetitif. 

Per Mei 2021, lifting minyak sebesar 662.6 ribu bopd atau 94% dari target APBN, sedang lifting gas sebesar 5,379 MMSCFD atau 95,4% dari target APBN. Dibutuhkan tambahan investasi yang cukup besar untuk mendorong investasi meningkat dan membuat lifting minimal sama dengan tahun 2021.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia tahun 2020 menurunkan realisasi investasi di sektor hulu migas di seluruh dunia, sekitar 30%. Tantangan investasi hulu migas semakin meningkat karena adanya kampanye dunia untuk mengalihkan investasi ke sektor energi terbarukan. Tantangan serupa juga terjadi di Indonesia. Adapun pada lima bulan pertama di tahun ini, capaian realisasi investasi mencapai US$ 3,93 miliar atau sekitar 31,7% dari target.