Ririn : Sabtu, 17 April 2021 08:29
Presiden Rusia dan Presiden AS

BUKAMATA - Pemerintah Rusia mengumumkan bahwa mereka akan mengusir 10 diplomat Amerika dan melarang delapan pejabat AS memasuki negara itu.

Itu dilakukan sebagai pembalasan atas serangkaian sanksi yang dijatuhkan oleh pemerintahan Joe Biden pada hari Kamis atas campur tangan Kremlin dalam pemilihan AS, serangan dunia maya besar-besaran, dan aktivitas bermusuhan lainnya.

Di antara pejabat yang dilarang Rusia adalah Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, Direktur FBI Chris Wray, Jaksa Agung Merrick Garland, Direktur Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas, direktur Dewan Kebijakan Domestik AS Susan Rice, dan direktur Biro Penjara Federal AS Michael Carvajal.

Daftar pejabat yang dilarang masuk biasanya dirahasiakan, tetapi kementerian luar negeri Rusia mengatakan pihaknya mengungkapkan nama-nama itu karena ketegangan saat ini berbeda dengan sebelumnya.

Selama konferensi pers pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Moskow juga akan membatasi kegiatan organisasi non-pemerintah AS di wilayahnya, dan menyebut tindakan Washington "bermusuhan" dan "tidak beralasan."

Terlepas dari rentetan pengusiran dan sanksi, kementerian luar negeri Rusia menyatakan nada positif dengan mengataan bahwa pihaknya memandang baik seruan Biden baru-baru ini untuk mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Putin, dan sedang mempertimbangkannya.

Dalam sambutan publik di Gedung Putih pada hari Kamis, Presiden Biden mengatakan dia "memilih untuk menjadi proporsional" dalam upaya untuk menjalin hubungan yang "stabil dan dapat diprediksi" dengan Moskow.

Biden mengatakan dia telah memberitahu presiden Rusia bahwa komunikasi langsung mereka "penting", dan mengusulkan pertemuan puncak secara langsung di negara Eropa musim panas ini.

"Tim kami sedang mendiskusikan kemungkinan itu sekarang," kata Biden.

Pada hari Kamis, pemerintah AS mengumumkan sanksi ekonomi terhadap 32 individu dan entitas Rusia sebagai tanggapan atas tindakan negara itu yang dikatakan "bertentangan dengan kedaulatan dan kepentingan AS," termasuk campur tangan Moskow dalam pemilihan presiden 2020, dan serangan dunia maya SolarWinds.