Joe Biden Akan Membatalkan Banyak Kebijakan Trump Setelah Dilantik

BUKAMATA - Joe Biden sebentara lagi akan dilantik sebagai presiden ke-46 Amerika Serikat. Pria berusia 78 tahun itu akan menjadi presiden AS tertua dalam sejarah.

Pelantikannya akan diadakan dalam upacara skala kecil di Washington, karena virus corona serta masalah keamanan pasca serangan di Capitol pada 6 Januari.

Dengan disaksikan sedikit hadirin, Biden akan mengambil sumpah jabatan di hadapan Hakim Agung AS John Roberts tepat setelah 17.00GMT atau tengah hari waktu setempat. Dia akan meletakkan tangannya di atas Alkitab pusaka yang telah ada di keluarga Biden selama lebih dari satu abad.

Wakilnya, Kamala Harris, putri imigran dari Jamaika dan India, akan menjadi orang kulit hitam pertama, wanita pertama dan orang Amerika keturunan Asia pertama yang menjabat sebagai wakil presiden setelah dia dilantik oleh Hakim Agung Sonia Sotomayor.

Sementara itu, Donald Trump akan meninggalkan Gedung Putih tanpa menyapa Biden atau menghadiri pelantikan.

Rencana Biden
Begitu resmi menjabat sebagai Presiden AS, Biden akan menandatangani 17 perintah, yang umumnya membatalkan kebijakan Trump.

Dalam gerakan hari pertama, dia akan mengakhiri larangan Trump terhadap pendatang dari beberapa negara mayoritas Muslim dan menghentikan pembangunan tembok yang diperintahkan Trump di perbatasan AS-Meksiko untuk membendung imigrasi ilegal.

Dia juga akan membalikkan keputusan Trump untuk meninggalkan Organisasi Kesehatan Dunia. Pakar virus korona AS terkemuka Anthony Fauci akan memimpin delegasi untuk mengambil bagian dalam pertemuan Dewan Eksekutif WHO pada hari Kamis.

Selain itu, Biden berencana untuk mengirim RUU ke Kongres untuk mengubah kebijakan imigrasi dan memungkinkan jutaan migran tidak berdokumen yang tinggal di AS untuk memiliki kewarganegaraan, yang ditolak oleh pemerintahan Trump.

Biden juga akan membatalkan keputusan Trump untuk mengurangi standar emisi dan efisiensi, dan mencabut izin untuk pipa Keystone XL, sebuah proyek besar yang akan membawa minyak Kanada yang relatif berpolusi tinggi ke AS.

Gina McCarthy, kepala penasihat iklim Biden, mengatakan bahwa AS akan kembali ke kesepakatan Paris 2016, yang juga ditinggalkan oleh Trump

Dan yang lebih utama, Biden akan menetapkan mandat rahasia untuk membendung penyebaran Covid-19.