Redaksi
Redaksi

Jumat, 13 November 2020 12:40

ISIS
ISIS

ISIS Target Diplomat Prancis dalam Serangan Bom di Jeddah

Sebuah bom meledak di Jeddah. Melukai tiga orang. ISIS mengaku bertanggung jawab.

JEDDAH, BUKAMATA - Rabu, 11 November 2020. Sekitar 20 diplomat dari Eropa dan Amerika, khusyuk dalam peringatan mengenang 102 tahun gencatan senjata yang menandai akhir Perang Dunia I. Acara digelar di pemakaman non-Muslim di kota pesisir Jeddah milik kerajaan. Tiba-tiba, keheningan dipecahkan suara ledakan dahsyat.

Ledakan bom itu melukai tiga orang. Seorang warga Inggris, seorang polisi Yunani dan seorang petugas keamanan Saudi. Lukanya ringan.

Dalam postingan di kantor berita Aamaq, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu. Mereka mengaku menargetkan konsul Perancis, yang ikut menghadiri upacara tersebut. Itu dipicu penerbitan karikatur Nabi Muhammad di negaranya.

Klaim itu juga dilakukan di salah satu saluran Telegram militan yang digunakan ISIS. Mereka mengatakan, para pejuangnya dapat memasang alat peledak pada upacara tersebut. Namun, kelompok militan tidak memberikan bukti untuk klaimnya.

Dilansir dari ABCNews, Aamaq mengatakan, negara-negara Eropa lainnya pada upacara itu juga dianggap sebagai sasaran. Pasalnya, mereka adalah bagian dari koalisi internasional yang memerangi militan ISIS. Koalisi pimpinan AS melawan ISIS menyatakan kemenangan melawan kelompok itu pada awal 2019, setelah mengusir militannya dari wilayah yang mereka kuasai di Suriah dan Irak.

Namun, sisa-sisa kelompok militan telah menyebar ke gurun di Suriah dan Irak. Sementara yang lain, juga melarikan diri ke negara asal mereka. Ribuan lainnya mendekam di penjara Suriah dan Irak.
Sementara kelompok itu tidak pernah memiliki kehadiran besar di Arab Saudi, serangan besar terakhir yang dilakukan militannya di kerajaan itu terjadi pada 2015.

Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Saudi Press Agency pada Kamis (12/11/2020) malam, Putra Mahkota Mohammed bin Salman berjanji untuk menyerang dengan menggunakan tangan besi, siapa pun yang ingin merusak keamanan dan stabilitas negaranya.

Prancis telah menjadi target tiga serangan dalam beberapa pekan terakhir, yang oleh pihak berwenang dikaitkan dengan ekstremis muslim.

Karikatur nabi yang kembali ke domain publik awal tahun ini, dianggap ofensif oleh banyak muslim, dan telah memicu protes di Asia dan Timur Tengah, dengan seruan untuk memboikot produk Prancis. Mereka juga dipandang sebagai pemicu beberapa serangan terhadap warga dan kepentingan Prancis dalam beberapa pekan terakhir.

Serangan tersebut termasuk pemenggalan kepala seorang guru bahasa Prancis di luar Paris, yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya. Tiga orang kemudian tewas di sebuah gereja di selatan Kota Nice.

Sebelumnya, bulan lalu terjadi penikaman yang melukai seorang penjaga keamanan di Konsulat Prancis, juga di Jeddah. Penyerangnya, seorang pria Saudi yang berusia sekitar 40 tahun. Berhasil ditangkap. Tetapi motifnya masih belum jelas.

Seorang simpatisan ISIS juga melakukan serangan mematikan di Austria awal bulan ini.

Sementara itu, Kamis pagi, 12 November 2020 waktu Belanda, Kedutaan Besar Saudi di Den Haag, Belanda, dihujani tembakan. Meninggalkan lubang peluru di fasad dan di beberapa jendela. Tidak ada yang terluka, menurut polisi Belanda. Namun belum dijelaskan, apakah semua serangan ini saling terkait.

#ISIS #Jeddah #Ledakan Bom