SELANDIA BARU BUKAMATA - Selandia Baru menunjuk menteri luar negeri perempuan Pribumi pertamanya pada hari Senin (02/11/2020). Langkah ini membuat negara tersebut memiliki salah satu parlemen paling beragam di dunia.
Nanaia Mahuta, merupakan suku Māori, masyarakat Pribumi Selandia Baru. Empat tahun lalu, ia menjadi anggota parlemen perempuan pertama di negara itu yang mengenakan moko kauae, tato tradisional di dagunya.
"Saya merasa terhormat bisa memimpin percakapan di luar negeri," kata Mahuta, dikutip CNN.
Partai Buruh Perdana Menteri Jacinda Ardern terpilih kembali bulan lalu, memenangkan 49,1% suara. Partainya adalah yang pertama memenangkan suara mayoritas sejak sistem politik negara saat ini diperkenalkan pada tahun 1996.
Parlemen Ardern yang akan datang tampaknya akan menjadi salah satu yang paling beragam di dunia. Hampir setengah dari anggota parlemen negara itu adalah perempuan - secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata global yaitu 25%.
Sekitar 10% dari parlemen adalah LGBTQ (lebih tinggi dari pemegang rekor sebelumnya, Inggris, di mana sekitar 7% dari anggota House of Commons adalah gay).
Wakil Perdana Menteri Selandia Baru Grant Robertson juga gay.
"Ini adalah kabinet dan eksekutif yang didasarkan pada prestasi yang kebetulan juga sangat beragam dan saya bangga akan hal itu," kata Ardern pada hari Senin saat mengumumkan kabinetnya.
"Mereka mencerminkan Selandia Baru yang memilih mereka," tambahnya.
Siapakah Nanaia Mahuta?
Mahuta pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen pada tahun 1996, dan sebelumnya memegang sejumlah jabatan, termasuk menteri pemerintahan daerah dan pembangunan Māori.
Dia terkait dengan almarhum ratu Māori, Te Arikinui Te Atairangikaahu, dan raja Māori saat ini, Kingi Tuheitia, menurut RNZ.
Gerakan Kīngitanga, atau Māori King, sudah ada sejak lebih dari 160 tahun yang lalu dan merupakan kehadiran politik yang signifikan di Selandia Baru.
Pada 2016, Mahuta mengambil bagian dalam upacara tradisional moko, dan menjadi wanita pertama yang mengenakan moko kauae ke parlemen.
Moko sangat simbolis dan berisi informasi tentang leluhur, sejarah, dan status seseorang.
Ada juga aturan sakral seputar tā moko - tindakan menerapkan moko pada seseorang. Secara historis, moko diaplikasikan dengan pahat tetapi sekarang lebih sering menggunakan mesin tato.
TAG
BERITA TERKAIT
-
Lima Negara Paling Indah di Dunia, Indonesia Nomor Satu
-
Warga Kelahiran 2009 Keata di Negara Ini Bakal Dilarang Beli Rokok Seumur Hidup
-
Demonstran Anti-Vaksin di Selandia Baru Bakar Kamp Sendiri
-
Polisi Selandia Baru Jadikan Jilbab Sebagai Seragam Resmi
-
Selandia Baru Kini Cabut Kebijakan Wajib Masker